Chereads / Suamiku pilihan ayah / Chapter 5 - 5. Pertemuan Maura

Chapter 5 - 5. Pertemuan Maura

Disisi lain tampak maura masih duduk di cafe A, maura sedang menunggu kedatangan seseorang lelaki yg disukainya.

Flashback

Sewaktu maura dan jihan asik bicara, ponsel maura bergetar ada sebuah chat masuk ke ponselnya, tak lain adalah Fauzan orang yang di sukai Maura yang mengirim kan pesan chat, didalam isi Chatnya Fauzan ingin bertemu Maura. tepat kebetulan saja maura berada di cafe A sekalian maura menyuruh fauzan datang ke cafe A.

Flashback off

Tak berapa lama fauzan datang dan masuk kedalam kafe A,fauzan melihat Maura dari kejauhan tengah bermain ponselnya,aksi jahil Fauzan tiba- tiba datang karena Maura tidak melihatnya sama sekali, Fauzan berencana mengejutkan Maura.

"Dor." ucap fauzan mengejutkan Maura.

"Eh, di tembak - tembak gue mati".ucap

Maura spontan lata.

"Bhuhahaaaaa, tawa Fauzan pecah.

"Lho ya, bisa- bisanya ngagetin gue."ucap Maura kesal.

"Ya maaf, lho lucu juga ya ternyata."ucap Fauzan dengan tertawanya.

"Lucu gigi lho, eh kang ketawa lho itu kecili dikit Napa, malu tau di lihat orang?"ucap Maura melihat orang yang memandang ke arah Maura dan fauzan.

"Iya - iya, gue akan kecili sedikit ketawa gue ."ucap Fauzan duduk di kursi sebelah Maura.

"Hem... kang lho mau ya gue kena serangan jantung gara - gara lho itu?" tanya Maura.

"Ya enggaklah, kalau lho kena serangan

jantung gue dong tanggung jawab, ngomong- ngomong lho kok panggil gue kang sih?" tanya fauzan protes.

"Jadi gue harus panggil lho itu apa?" tanya Maura.

"Sayang gitu".ucap fauzan menggoda

Maura.

"Lho ya bisa aja, memang lho pacar

gue yg harus gue bilang lho sayang gitu?" tanya Maura dengan wajah memerah.

"Kata sayang itu bukan berarti untuk ke pacar saja tapi bisa juga kita memanggil sayang ke teman, sahabat, atau ke orang yang kita sukai?"ucap fauzan melihat wajah Maura serius.

"Iya sih, bener kata lho." ucap Maura dengan wajah memerah.

"Gue lihat kenapa wajah lho itu memerah kayak kepiting rebus?" tanya fauzan melihat wajah Maura.

"Mana ada wajah gue memerah kayak kepiting rebus." ucap Maura mengelak.

"Tapi gue lihat muka lho itu kayak kepiting rebus, coba deh lho kaca wajah lho itu."ucap fauzan.

Maura langsung mengambil kaca makeup yang berada di dalam tasnya, setelah melihat wajahnya Maura kembali bicara dengan Fauzan.

"Ih, wajah secantik gue gini di samain sama kepiting rebus, yang benar saja kang?"ucap Maura melihat pantulan wajahnya di kaca.

"Hehehe, iya sih wajah lho itu memang cantik sih kalau gue lihat."ucap fauzan menggoda Maura.

"Benarkan wajah gue ini cantik, tapi tadi lho bilang wajah gue kayak kepiting rebus?"ucap Maura sedikit sewot.

"Memang iya, tadi wajah lho itu memerah kayak kepiting rebus ,tapi udah gak lagi kok." ucap fauzan mengalah saat perkataan Maura.

"Mana ada muka gue memerah."ucap Maura mengelak.

Aduh, si Fauzan ini malah tau lagi kalau wajah gue ini memerah akibat omongannya itu yg ampun bisa- bisa gue terbang melayang tinggi akibat omongannya itu, gumam dalam hati Maura melihat Fauzan.

"Hei, mpok zubaidah." ucap Fauzan menepuk pipi Maura pelan.

"Iya, eh iyaa ada apa?" tanya Maura terbata-bata.

"Lho kenapa Tukiyem? melamun aja, lho suka ya sama gue?" ucap Fauzan spontan.

"Mana mungkin gue suka sama lho, kenapa lho panggil gue Tukiyem, nama gue itu maura bukan Tukiyem akang Paijo." ucap Maura mendengus kesal.

"Iya deh, lho juga salah panggil nama gue, nama gue itu Fauzan bukan akang Paijo".ucap fauzan protes.

"Iya- iya, mangkanya lho jangan ubah nama gue kalau lho juga gak mau diubah nama lho." ucap maura kesal.

"Jadi? mulai hari ini kita sebut nama kita masing-masing aja, bagaimana?" tanya Fauzan membuat ide.

"Oke, hari ini gue panggil lho fauzan tapi gue singkat zan dan lho harus panggil gue maura atau bisa juga lho singkat ra." ucap Maura menjelaskan panggilan untuk mereka berdua.

"Baiklah ra."ucap fauzan melihat Maura.

"Hem". ucap maura singkat.

"Zan, ada apa sih lho mau ketemu sama gue?" tanya Maura penasaran.

"Gue mau bilang, lho mau enggak berteman

sama gue ra." ucap Fauzan serius.

"Zan, lho hanya mau bilang itu aja sama gue?" tanya Maura heran .

"Iya, lho mau gak berteman sama gue?"ucap Fauzan santai.

"Gue mau kok berteman sama lho zan." ucap maura Maura kecewa.

Astaga gue hanya dianggap sebagai teman, berharap lebih sama lho zan, gumam Maura dalam hati kecilnya kecewa.

"Ra, makasih lho mau jadi teman gue?" ucap fauzan.

"Iya".ucap Maura menutupi kekecewaan nya.

"Ra, gue akan traktir lho sebagai tanda terima kasih gue terhadap lho, karena lho udah mau menerima gue menjadi teman lho. fauzan melihat maura.

"Hem...gau usah Zan, gue udah makan tadi sama sahabat gue, pas kebetulan juga lho minta ketemuan sama gue sekalian aja gue suruh lho datang kesini." ucap Maura menolak.

"Ooo, lantas dimana sahabat lho itu ra?" tanya fauzan heran.

"Dia, udh pulang duluan." ucap Maura sekilas melirik Fauzan.

"Oh".ucap Fauzan singkat.

"Zan, kalau lho mau pesan makanan pesan aja." ucap Maura merasa tak enak hati.

"Gue udh makan tadi ra, gue mau pesan

minuman aja." tanya Fauzan.

"Ooo, bukan karena gue udh makan jadi lho

gak mau makan kan?" tanya Maura menyelidiki.

"Enggaklah, gue tadi udah makan sebelum gue datang kesini".ucap Fauzan mengelak.

"Ooo, gitu."ucap Maura santai.

"Iya ra, Mbak? "panggil fauzan kepada pelayan cafe.

"Lho gak mau pesan minum Ra?" tanya Fauzan melihat Maura.

"Enggak gue udah kenyang."ucap Maura.

Terlihat pelayan cafe menghampiri fauzan dan menyerahkan daftar menu namun fauzan menolak karena dia hanya memesan minuman saja.

Sebenarnya fauzan belum makan, ia hanya ingin makan bersama maura tapi Maura sudah makan jadi Fauzan pun mengurungkan niatnya untuk makan di cafe tersebut.

"Zan, gue mau tanyak sama lho?" tanya maura penasaran.

Saat Maura bertanya ke pada Fauzan terlihat pelayan cafe datang menghampiri meja mereka dengan membawakan minuman yg dipesan fauzan setelah meletakkan minuman Fauzan, pelayan cafe langsung berlalu pergi setelah Fauzan mengucapkan terima kasih kepada pelayan cafe tersebut.

"Lho mau tanyak apa tadi ra?" tanya fauzan sambil menyesap minumannya.

"Lho duduk sama gue gini, pacar lho gak marah?" tanyak Maura to the poin.

"Uhuk...Uhuk ". fauzan tersedak tiba - tiba dengar ucapan Maura.

"Kenapa lho zan?" tanya maura khawatir.

"Gue gak papa ra". ucap fauzan santai.

"Ooo..syukurlah zan,gue pikir lho kenapa tadi." ucap Maura.

"Lho tadi tanyak pacar gue marah atau gak kalau gue duduk kayak gini sama lho?" tanya Fauzan mengulangi perkataan juga..

"Iya, pacar lho itu apa gak marah apa melihat kita berdua duduk kayak gini?" tanya maura mengulangi perkataan nya.

"Ra, diakan gak tau kalau kita duduk berdua

disini, kalau dia tau pasti dia marahlah sama

gue." ucap fauzan melihat wajah Maura.

"Iya juga sih." ucap Maura kecewa mendengar perkataan Fauzan.

Ternyata fauzan udah punya pacar, gumam

maura dalam hati kecilnya.

"Lho sendiri ra, udh punya pacar juga?" tanya fauzan menyelidiki.

"Gue, lho tanyak gue. "ucap maura menunjuk

dirinya sendiri.

"Iya, memang siapa lagi?" ucap Fauzan sedikit kesal.

"Hehehe... gue belum punya pacar saat ini zan mungkin ke depannya gue akan punya pacar." ucap Maura terpaksa tertawa.

"Pastinya ra, lho akan punya pacar yang sayang sama lho kedepannya." ucap Fauzan melihat Maura.

"Iya, semoga aja zan".ucap maura kecewa dengan ucapan fauzan.

"Ra?" panggil fauzan.

"Hem."ucap maura singkat.

"Ra, gue mau pamit duluan pulang,.soalnya gue ada keperluan penting?" ucap fauzan melihat jam di tangannya.

"Oh, ceritanya ini lho pulang duluan terus gue gue lho ditinggalin."ucap maura menahan kesal.

"Maaf ra gue lagi ada perlu, gak papakan kalau gue pulang duluan?" tanya fauzan merasa bersalah.

"Iya gak papa zan santai aja."ucap maura menahan kesal.

"Terima kasih Ra, kalau gitu gue pulang dulu ya, Bye maura?"ucap fauzan.

"Bye." ucap maura melihat kepergian Fauzan.

Pasti dia mau ketemu sama pacarnya itu gumam maura dalam hati.

Setelah berpamitan kepada Maura Fauzan Langsung menuju kasir cafe untuk membayar minumannya dan membayar makanan Maura.

Tak berapa setelah kepergian fauzan maura beranjak dari duduknya menuju kasir cafe untuk membayar makanannya, sebelumnya jihan ingin membayar makanan maura tapi Maura tidak mau menerimanya.

Sesampainya di kasir Maura langsung memanggil mbak kasir kafe.

"Mbak saya mau membayar makanan di meja nomor xx ?" ucap Maura.

"Maaf nona, makanan di meja nomor xx sudah di bayar nona." ucap mbak kasir.

"Sama siapa mbak?" tanya Maura penasaran.

"Sama seorang laki- laki, nona".ucap mbak kasir.

"Ooo, terima kasih ya mbak?" ucap Maura.

"Iya sama-sama nona". ucap kasir cafe.

Maura langsung jalan meninggalkan kasir menuju mobilnya,saat tengah jalan tampak maura berfikir dengan fikiran nya sendiri.

"Kenapa fauzan bayar makanan aku ya, ya sudahlah nanti kalau ketemu sama dia aku bayar aja biar gak ada hutang" gumam jihan sendiri.

Sesampainya di mobil, maura langsung masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya menuju cafe milik nya.

Maaf ya kalau author ada kesalahan kata dan tanda baca yang kurang tepat๐Ÿ™

komen yang positif ya buat author, biar author tambah semangat dalam upnya