Ruby perlahan membuka kunci pintu rumahnya. Ia lalu menarik tuas pintu dan menarik pintu hingga terbuka sedikit demi sedikit.
"Ruby ... "
Kalimat pertama yang keluar dari orang yang telah mengusik istirahat Ruby. Mata Ruby terbelalak.
"Kau! Ada apa kau ke rumahku?" tanya Ruby bingung.
Ruby tak bermaksud kasar, ia hanya kaget melihat Reino berdiri di depan pintu rumahnya.
"Apakah aku mengganggumu? Bolehkah aku masuk ke dalam?" tanya Reino ragu-ragu.
Ruby masih bergeming.
"Kalau begitu, aku pulang. Maaf sudah mengganggumu," lirih Reino.
Reino membalikkan tubuhnya. Ia berniat untuk pulang tapi kemudian, tangan Ruby mencegahnya.
"Tunggu, kau .. kau boleh masuk."
Raut wajah Reino berubah cerah. Ia lalu mengikuti Ruby ke dalam rumah. Tapi sebelum itu, sontak secara impulsive, ia memeluk Ruby dari belakang.
"Ruby, aku rindu padamu. Kenapa kau tak masuk selama dua hari ke kafeku?" tanya Reino.
Seketika reaksi Reino berubah menjadi hawatir.