Dua hari kemudian, Ruby sudah bisa masuk kerja kembali. Kesehatannya telah pulih seratus persen.
Dan ada andil Reino di dalamnya.
Bibir Ruby selalu merona setiap dia memikirkan pria dingin tersebut. Dingin tetapi hangat. Hangat tetapi dingin.
Argh! Reino membuat Ruby gila!
"Apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa kau tersenyum kemudian marah-marah sendiri sejak tadi?"
Ruby menoleh. Ternyata Juan.
Kenapa pria itu selalu usil pada kehidupan Ruby, sih?
"Ah, tidak apa-apa, kok."
"Aku kan bertanya apa yang sedang kau pikirkan, bukan kau kenapa-napa atau tidak."
Ruby segera menutup mulutnya rapat-rapat karena telah salah ucap. Bukannya membela diri, dia malah mempermalukan diri sendiri.
"Aku tidak sedang memikirkan apa pun, Juan. Jadi, berhenti mengusik kehidupan pribadiku, dan lekas lah kau kembali bekerja."
"Kau sendiri pun harus kembali bekerja. Ingat, kau sudah libur lebih panjang dibanding karyawan lain."
