15 Maret
(POV Roselyn)
Roselyn menatap bungkusan yang kini ada di tangannya. Bimbang dan ragu. Apa harus dia mencari cucu nenek itu ke tempat seperti itu. Roselyn tak pernah sekali pun pergi ke klub malam.
Dia merasa tergiur dengan uang sebanyak itu. Tapi dia takut kalau itu hanya sebuah jebakan untuk seorang gadis sepertinya. Jangan-jangan nanti di sana akan ada orang-orang jahat. Mungkinkah nenek itu menjual dirinya pada lelaki hidung belang di sana.
'Tapi uang ini sangat berguna kalau dipakai untuk menambah saldo tabunganku untuk pergi jalan-jalan ke Korea.'
Rasa takut, penasaran sekaligus rasa nekat memang silih berganti di hati Roselyn. Kembali Roselyn menatap jam dinding di kamarnya. Sudah pukul sepuluh malam, Roselyn harus segera mengambil keputusan malam ini juga. Karena nenek itu hanya memberi waktu padanya malam ini.
Roselyn menatap beberapa poster wajah-wajah idol dari negara Korea itu. Hatinya merasa tersengat listrik karena teringat impiannya selama ini. Mengunjungi negara itu, menonton konser musiknya dan juga mengelilingi tempat-tempat wisata di sana.
Terdengar suara pintu dibuka. Sepertinya Selena baru pulang. Roselyn segera keluar dari kamarnya. Lalu dia melihat wajah Selena yang terlihat seperti habis menangis.
"Selena, ada apa?" tanya Roselyn begitu Selena masuk ke dalam rumah.
"Rose, Sean selingkuh. Aku tadi melihatnya di jalan bersama gadis lain," jawab Selena menangis memeluk Roselyn.
"Apa, dia selingkuh. Memang laki-laki brengsek!" umpat Roselyn ikut kesal.
Selena kemudian melepaskan pelukannya. Dia mengusap airmatanya.
"Sudahlah, lebih baik kau lupakan saja dia!"
"Setelah apa yang sudah aku berikan padanya. Dia malah tega berbuat seperti ini."
"Selena sayang, di dunia ini laki-laki bukan hanya Sean. Kau bisa mendapatkan yang lebih baik dari Sean. Kau ini gadis yang cantik dan baik. Pasti kau akan mudah mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Sean." Roselyn menghibur Selena agar tidak berlarut-larut sedih.
"Baiklah. Kau benar Rose. Aku pasti bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik."
"Bagus, sekarang bagaimana kalau kau ikut aku ke sebuah tempat?" Roselyn kemudian mencoba mengalihkan rasa patah hati Selena.
"Kemana?" tanya Selena heran.
"Klub malam."
Selena terkejut mendengar ucapan Roselyn. Sepertinya Roselyn sedang mencoba menghibur dirinya untuk pergi ke klub malam. Sebuah tempat yang cocok untuk suasana hati Selena saat ini. Mungkin dengan pergi ke tempat itu, dia akan merasa lebih baik.
"Wah, ini sungguh luar biasa. Kau belum pernah pergi ke klub malam. Dan sekarang kau coba mengajakku ke sana untuk menghiburku?" Selena sungguh sangat tersentuh.
Roselyn kemudian mengangguk. Ah, ini sungguh sebuah kebetulan. Dia akan mengajak Selena pergi ke klub del luz alba. Diam-diam tanpa sepengetahuan Selena, dia akan mencari Vanetta. Cucu nenek itu yang bekerja di klub itu.
"Kalau begitu, aku ganti pakaian dulu!" ucap Selena sambil berlalu menuju kamarnya. Roselyn pun kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap juga.
Setengah jam kemudian mereka sudah siap.
"Kita mau ke klub mana?" tanya Selena.
"Luz del Alba," jawab Roselyn.
"Apa, Luz del Alba. Di daerah mana itu?" tanya Selena yang baru pertama mendengar nama tempat itu.
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Tapi menurut teman kerjaku klub itu cukup ramai dan bagus. Kita ke sana saja," jawab Roselyn berbohong.
"Oh. Kita tinggal pakai maps saja."
Roselyn dan Selena akhirnya keluar rumah untuk menuju klub malam. Mereka menuju halte bus dengan berjalan kaki.
Sepanjang perjalanan menuju halte, tanpa mereka sadari. Sebuah mobil mengikuti mereka berjalan. Awalnya mereka tidak curiga, tetapi lama-lama mereka akhirnya curiga dengan mobil yang terus mengikuti mereka. Mobil itu berhenti di samping mereka.
Cukup lama mobil itu berhenti dan tidak segera membuka kaca mobilnya. Itu membuat Roselyn dan Selena semakin takut.
Setelah beberapa lama kemudian. Kaca mobil itu pada akhirnya turun dan terlihat seorang laki-laki menyapa mereka dengan wajah yang ceria.
"Selamat malam!" sapa laki-laki itu sok akrab.
"K-kau. Kau Ro-nan!" Selena menunjuk laki-laki itu. Roselyn terkejut karena laki-laki itu adalah Ronan. Seorang artis yang sering wara-wiri di televisi.
"Tentu saja aku Ronan, kau Selena kan?"
Roselyn hanya memandang wajah mereka secara bergantian. Menyaksikan dan mendengar percakapan mereka. Roselyn berkesimpulan kalau keduanya memang belum lama saling mengenal.
Roselyn melirik Selena yang wajahnya terlihat merah jambu. Apa itu? Roselyn melihat Selena sepertinya malu-malu. Sepertinya Roselyn merasa ada percikan-percikan aneh di antara keduanya. Apa ini pertanda baik kalau dia akan segera menemukan pengganti Sean? Tapi Roselyn merasa ada yang aneh dengan kemunculan Ronan yang tiba-tiba.
"O ya, siapa namamu?" laki-laki bernama Ronan itu menatap Roselyn.
Saat itu tiba-tiba kilat menyambar dan membuat sedikit cahaya berkelebat sebentar menerangi jalanan. Sepertinya tidak lama lagi akan turun hujan.
Roselyn yang cukup kaget ada kilat tadi cukup terkejut dengan pertanyaan Ronan. Sejenak dia kehilangan konsentrasi. Dia melihat sekelilingnya merasakan ada hal yang aneh tadi. Entah apa itu.
"Namanya Roselyn." Selena menjawab mewakili pertanyaan Ronan.
"Dia teman satu rumahku." Kembali Selena yang menjawab.
Roselyn tidak begitu menyimak isi percakapan antara Selena dan Ronan. Dia hanya memperhatikan keadaan sekelilingnya. Dia merasa harus waspada. Apalagi kehadiran Ronan yang tiba-tiba muncul membuat dirinya menjadi sedikit takut. Dia curiga kalau Ronan adalah orang jahat yang akan menyekap mereka berdua.
"Rose, tadi kau mau mengajakku ke klub mana?" tanya Selena membuat Roselyn tersadar dengan pikirannya yang sempat melayang kemana-mana.
"Luz del Alba. "
"Aku tahu tempat itu. Aku akan antarkan kalian ke sana."
Roselyn sedikit ragu untuk menerimanya. Tapi kemudian rasa ragunya hilang ketika dia melihat Selena dan Ronan sepertinya sudah saling mengenal.
Jadi mungkin,tidak ada salahnya mereka diantar ke sana olehnya. Dan pada akhirnya, Roselyn dan Selena pun masuk ke dalam mobil Ronan.
JEGGGGGER.
Terdengar bunyi petir disusul kilatan cahaya di langit saat mereka berdua masuk ke dalam mobil Ronan. Apakah itu hanya sekedar gejala alam biasa, atau memang ada pertanda buruk yang akan menimpa mereka berdua.
"Rupanya kalian berdua sering pergi ke klub?" tanya Ronan.
"Ah sebenernya jarang juga. Kalau temenku ini justru belum pernah sama sekali." Selena mencoba akrab dengan Ronan dengan sedikit jujur mengenai Roselyn. Roselyn segera mencubit pinggang Selena yang jangan terlalu mengumbar info pribadinya.
"Ma-af!" Selena dengan suara pelan.
"Hemm, begitu. Tapi kenapa harus klub daerah sana. Aku tahu klub yang bagus di kota ini?" tanya Ronan memberi ide.
"Tidak. Kita ke sana saja!" jawab Roselyn mendului Selena. Dia takut kalau Selena akan segera berubah pikiran. Tujuan Roselyn malam ini adalah dia harus ke klub Luz del Alba dan menemukan orang yang bernama Vanetta.
Selena dan Ronan tak menjawab lagi. Sepertinya mereka semua harus pergi ke sana. Meskipun sebenarnya Selena dan Ronan sedikit kurang yakin dengan tempat itu.