"Alina, suami mu sungguh datang untuk menjemput mu kembali ke kota Y!"
Maya berseru sedikit keras.
"CEO sibuk sepertinya punya waktu untuk menjemput mu?" Matanya berbinar menatap takjub dan sekaligus iri kepada Alina.
"Ah, kau baru saja pergi dari kota Z, tapi suamimu sudah tak tahan untuk menjemput mu! hi..hi.." Maya terus saja berceloteh dan terkikik.
Wanita itu sama sekali tidak sadar, kata-katanya tadi sudah mengundang perhatian ribuan pasang mata kearah mereka.
Alina menyadari bahwa anak-anak itu mulai menatap kearahnya. Ia tidak tahu harus bersikap apa. Menatap kosong ke wajah ceria Maya yang polos, ia tidak tahu harus marah atau menangis karena temannya yang satu itu.
"Apa? Jadi mobil keren itu adalah milik dari suaminya bu Alina"
"Suami Bu Alina datang menjemput nya kemari? Ah, itu sangat manis"
"Kalian dengar ibu Maya bilang apa? Suami Bu Alina adalah seorang CEO, itu wajar Bu Alina tidak mengajar lagi di tempat ini"
"Ah, Bu Alina sungguh beruntung! Aku juga ingin sepertinya"
"Bu Alina itu cantik dan bermartabat! Itu wajar bos besar sebuah perusahaan terpikat padanya. Apalah daya kita ini yang biasa-biasa saja!"
"Huh, hanya mampu memimpikan nya dalam tidur!"
Bisik-bisik itu mau tak mau terdengar oleh Alina. Dan Maya cengengesan di tempat menyadari kesalahannya. "Yah, anak-anak ini sangat tidak sopan menggosipkan guru mereka". Alina menyipitkan matanya tajam kearah maya. "Itu juga karena guru mereka yang tanpa sengaja membuat topik"
Dan tepat ketika bel berdering. Akhirnya anak-anak bubar. Sebagian dari mereka mengeluh karena tidak mampu melihat wujud dari suami guru mereka yang katanya seorang CEO.
"Yah, padahal aku sangat penasaran apakah suami Bu Alina seorang yang tampan"
"Bukankah pria berjas hitam tadi suaminya?"
"Bukan, jelas-jelas ia memanggil Bu Alina dengan sopan 'ibu' mungkin itu asisten suaminya"
"Ah, bahkan asisten pribadi saja bisa setampan itu?"
"..."
Dan satu persatu obrolan panas tentang CEO dan suami Alina sudah lenyap tak bersisa. Halaman depan sekolah pun sudah kosong. Bakri yang diam-diam mendengar obrolan anak-anak itu, tak sanggup menyembunyikan rasa bangga di wajahnya dan berkata dalam hati, 'Apakah aku ini tampan?'
"Bu Alina, silahkan tinggalkan barang-barang anda. Pak Zayyad sudah menyiapkan beberapa orang yang mengurusnya nanti"
Alina tertegun. Jadi ini sungguhan Zayyad datang menjemput nya. Bukankah cukup dengan mengutus Bakri seorang? Dan kenapa kedatangan mereka tepat setelah ia mendapat keputusan dari kepala sekolah untuk dikeluarkan dari tempat ini? Bakri juga mengatakan bahwa Zayyad sudah menyediakan orang-orang yang mengurus barangnya.
Apakah mungkin Zayyad sudah tau tentang pemutusan surat kontrak mengajarnya hari ini? Tidakkah ini sedikit mencurigakan?
"Em" Alina hanya mengangguk. Ia sudah kehilangan pekerjaannya, kembali seorang diri ke kota Y tentunya butuh uang. Setidaknya dengan bersama mereka, ia tidak perlu mengeluarkan uang dan dapat lebih hemat.
"Alina aku ada kelas sekarang" Kata Maya sambil melirik arloji ditangannya. "Kalau begitu pergilah!" Alina menepuk pundak gadis itu menyuruh nya pergi.
Maya mengangguk dan mereka saling berpelukan sebelum berpisah. Lalu Maya pun pergi sambil melambai kearah Alina.
Alina pun berjalan kearah mobil dengan Bakri yang mengikuti nya.
Tepat didepan mobil hitam mewah itu, Alina berhenti. Beberapa kali ia pernah langsung membuka pintu, pasti Bakri langsung mencegahnya. Tidak peduli itu pintu depan atau belakang. Mengangkat wajahnya kearah Bakri, ia menyiratkan pertanyaan 'Dimana aku duduk kali ini?'
Bakri yang mengerti terus membuka pintu belakang untuk Alina masuk. "Silahkan masuk Bu Alina" Pintu terbuka dan Alina jelas melihat ada seseorang duduk di bangku belakang.
Seorang pria berjas putih yang tampak sangat serius memperhatikan dokumen ditangannya. Alina melempar tatapan kearah Bakri 'Kau tidak salah membuka pintu kan?'
"Kenapa tidak masuk?"
Suara tenang seorang pria muncul dari dalam mobil. Pria itu mengatakan nya tanpa berpaling sedikit pun dari dokumen ditangannya.
"Oh, ku kira Bakri salah menawari ku tempat"
Tanpa sungkan Alina masuk kedalam. Dan Bakri pun menutup pintunya. Alina baru saja menoleh kearah Zayyad dan baru saja berniat menggodanya. Hanya menemukan pria itu sudah memencet salah satu tombol di dekat tempat duduk.
Dan perlahan pembatas dari kaca muncul menengahi jarak antara mereka. Awalnya kaca itu transparan membuat Alina masih dapat memperhatikan wajah Zayyad dengan jelas. Tapi kaca transparan itu berubah menjadi hitam.
Alina menatap tak percaya pada pembatas itu. Apakah mobil mewah ini sungguh memiliki hal yang seperti itu didalamnya?
Bakri melirik sekilas dari kaca spion depan, tak sanggup untuk tidak menggeleng kan kepalanya. Ia tidak akan mengira bosnya begitu kreatif untuk memikirkan ide unik seperti itu. Sebelum pergi menjemput Alina hari ini, bosnya itu sudah memerintahkannya untuk membuat modifikasi khusus terhadap mobilnya tepat dibagian tempat duduk belakang.
Dan ia tidak akan pernah mengira itu adalah pembatas khusus untuk memisahkan jarak antar dua orang yang duduk di bagian belakang.
"Aku baru saja kehilangan pekerjaan ku dan kau sudah datang menjemput ku" Alina membuka pembicaraan diantara mereka. Pembatas kaca ini tidak akan menghalangi suaranya kan?
"Bersama beberapa orang untuk mengangkut barang-barang ku, persiapan mu bagus juga"
Zayyad yang mendengar itu, harus mengakui bahwa Alina wanita yang tanggap dan tajam. "Nenek mu drop, saat ini ia tengah menjalani rawat inap di rumah sakit. Dan ia memintaku untuk menjemput mu kembali ke kota Y"
Dan wanita tua itu juga memintanya untuk membujuk Alina berhenti bekerja di kota Z. Wanita berprinsip keras seperti Alina, bagaimana mudah untuk di bujuk?
"Bagaimana dengan kondisi nya?" Alina merasa sangat khawatir. Sesaat, Ia langsung tidak peduli dengan kecurigaannya tadi.
"Dia baik-baik saja!"
"Alhamdulillah" Mendengar itu Alina menghela nafas lega.
Melempar tatapannya keluar jendela mobil, Alina kembali memikirkan kecurigaannya terhadap Zayyad. Ia merasa pria itu adalah dalang dibalik semua kejadian hari ini. Tapi kalau dipikir- pikir lebih jauh, untuk apa pria itu melakukan nya. Bukankah itu sama sekali tidak masuk akal? Pria itu seharusnya senang dengan kepergiannya, jadi ia tidak perlu repot melakukan semua itu.
Zayyad awalnya sedikit khawatir Alina mencurigai sesuatu. Tapi melihat wanita itu tidak lagi membicarakannya, ia dapat tenang. Sebenarnya, karena ia tau tidak dapat membujuk Alina berhenti dari pekerjaannya. Ia pun memutuskan untuk menghubungkan koneksi nya terhadap sekolah tempat Alina mengajar.
Karena itulah Alina dapat diberhentikan dari pekerjaannya. Zayyad melakukan hal itu agar ia dapat tinggal dekat dengan Alina. Sambil membiasakan diri untuk berada di sekitar wanita, ia dapat memulai nya dengan istrinya sendiri. Bagaimana pun saran dari dokter Malazi terakhir kali, ia dapat mencoba menyembuhkan phobia nya terhadap wanita dengan membiasakan diri terhadap istrinya.
Jelas itu tidak mudah dilakukan. Tapi kejadian dari lift hari itu, membuat nya sadar. Sekalipun sulit bukan berarti tidak mungkin.
"Untuk saat ini tinggal lah saja di vila dan tak perlu bekerja. Nenekmu sangat membutuhkan perawatan mu saat ini"
Alina yang masih memandang keluar jendela, mendengar hal itu ia mengerutkan bibirnya dan tersenyum kecil. "Aku sungguh tidak mengira pria gynophobic seperti mu, dapat menaruh peduli terhadap wanita!"
Meskipun neneknya sudah tua, bukankah ia tetap saja wanita?
"Aku gynophobic!"
"Lalu?"
"Aku takut pada wanita, tapi tidak membenci mereka"
Setelah Zayyad mengatakan hal itu, suasana seketika menjadi hening. Zayyad kembali fokus pada dokumen ditangannya dan Alina menerawang jauh keluar jendela. Jauh di dalam lubuk hatinya ia masih sedih karena kehilangan pekerjaannya hari ini. Tapi ia berpikir, mungkin inilah yang terbaik untuk saat ini.
'Dengan begitu, aku hanya akan fokus untuk merawat nenek saja untuk saat ini' Batin Alina, yang mencoba untuk mengikhlaskan kejadian hari ini.
___
Dear readers ♥️
Alhamdulillah, cerita yang di singkat 'IYD' sekarang sudah official di Webnovel.
Kalian tidak akan menemukan pembaruan bab nya disini, jadi bagi kalian yang penasaran akan kelanjutannya. Silakan mampir dengan mengetikkan judulnya di kolom pencarian dengan judul:
—Ikatan Yang Ditakdirkan—
Dan kalian akan menemukannya. Sudah ada seratus chapter lebih.
Semoga kalian semua sehat selalu...
Salam sayang❤️
_Sifa Azz_