"Apa yang kau lakukan?!" Ai Zhiyi terkejut, dan hampir berteriak. Untungnya, ia masih memiliki akal untuk menahan suaranya di tenggorokan. Itu akan menyebabkan masalah besar jika sampai Chu Weixu terbangun karena kegaduhan mereka, dan menemukan mereka sedang berada pada posisi yang bisa membuat siapapun salah pengertian.
Ai Zhiyi berusaha untuk membebaskan dirinya, tetapi Qing Hua tidak membiarkannya dengan mudah, dan malah semakin mengeratkan tangannya di pinggang Ai Zhiyi. Qing Hua lalu mengatakan banyak hal dengan sedikit menggoda Ai Zhiyi yang terlihat bersusah payah untuk menekan emosinya.
"Bukankah posisi ini sudah jelas bahwa aku akan menciummu di depan Weixu? Jangan pura-pura tidak tahu. Atau, apa mungkin kau menginginkan sesuatu yang lebih daripada sekedar menciummu? Apa kau ingin dipermalukan olehku di atas ranjang? Nakal sekali."
Qing Hua tertawa dingin. Ada keintiman pada kata-katanya yang membuat Ai Zhiyi merasa dua kali lebih jijik ketika mendengar perkataannya. "Kau bajingan yang tidak tahu diri! Kata-katamu sama menjijikkannya dengan dirimu!"
Namun, Qing Hua seperti orang yang telah kehilangan kewarasannya. Kata-kata itu seketika membuatnya tertawa geli. "Apa menurutmu begitu? Aku bisa membuatmu sama menjijikkannya denganku jika kau mau. Jika kau suka dengan hal-hal kotor, aku bisa membuatmu lebih kotor daripada dirimu yang sekarang ini," terdiam sesaat, senyuman dingin tiba-tiba muncul di wajahnya. Ia mendekatkan wajahnya ke telinga Ai Zhiyi, memberi gigitan lembut pada cuping telinganya, lalu membisikkan kata-kata yang membuat angin juga bisa merasa jijik, "Aku lupa. Bukankah kau sudah sangat kotor? Sekarang, coba bandingkan dirimu dan diriku saat ini, mana yang menurutmu lebih kotor? Juga, apa jadinya jika Weizu mengetahui kekasih yang sangat dicintainya ini ternyata adalah seorang pelacur? Aku bahkan masih mengingat dengan jelas bagaimana eranganmu malam itu. Itu membuatku—"
"Bajingan! Pergilah ke neraka!" Ai Zhiyi menekan teriakannya di leher, sehingga itu terdengar seperti seekor babi yang tercekik.
Ai Zhiyi merasa muak dengan kata-kata itu. Rasa jengkel membengkak di hatinya. Ia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk bisa memukul wajah pria licik yang sedang mencoba untuk bersikap intim padanya, namun ia tidak berdaya saat kedua tangannya dikunci ke belakang, dan pasrah ketika Qing Hua menekan bibirnya dengan bibir.
Ai Zhiyi merasa ingin mati saat itu juga ketika orang lain merebut ciuman itu dari bibirnya dengan cara memaksanya, tepat di hadapan seorang kekasih yang bahkan belum pernah memperlakukan dirinya seperti itu di tempat umum.
Namun, Ai Zhiyi sudah berusaha cukup keras hanya untuk melarikan diri, tetapi bajingan kecil ini bahkan tidak berkeringat untuk mencegahnya.
Melihat kegigihan Ai Zhiyi, itu membuat Qing Hua lebih ingin menggodanya lebih lama lagi. Tetapi, karena melihat mata Ai Zhiyi sudah mulai memerah karena terlalu lama menekan air mata, ada rasa iba yang tiba-tiba muncul di hatinya yang berwarna hitam, sehingga ia memisahkan bibir mereka dan tersenyum puas. Ia pun tertawa sambil terus mengeratkan cengkeraman tangannya.
"Lihat, kau bahkan tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana kau bisa menyelamatkan dirimu dari masa lalu itu?" kata Qing Hua dengan nada merendahkan.
Qing Hua lebih unggul saat beradu kekuatan fisik dengannya. Selain postur tubuhnya lebih tinggi dari Ai Zhiyi, Qing Hua juga memiliki kekuatan yang lebih besar daripada dirinya. Jadi, karena semua perjuangan itu sia-sia, Ai Zhiyi berhenti meronta seperti kucing liar yang hendak dijinakkan.
Tetapi, Ai Zhiyi juga tidak kehabisan akal, ia dengan segera menggigit lengan Qing Hua saat dia lengah, sehingga membuatnya kesakitan dan melepaskan tubuh Ai Zhiyi tanpa sebuah pilihan.
Begitu Qing Hua melepaskan cengkeramannya, Ai Zhiyi segera mendorong tubuhnya dengan kekuatan besar, sehingga Qing Hua terhuyung mundur beberapa langkah.
Qing Hua menyentuh lengannya yang telah digigit dengan keras, mengeluh kesakitan sambil menahan nyeri, "Itu sakit, bodoh, apa yang kau lakukan?!" ia memberi jeda pada kata-katanya, melirik lengannya dan terkejut. Ada bekas gigitan di sana, itu membuat Qing Hua terlihat kesal, dan tidak bisa menahan kemarahannya, sambil menunjukkan lengannya yang sedikit berdarah. "Lihat! Apa yang kau lakukan, apa kau ingin mencabik lenganku?!"
Ai Zhiyi menatapnya dengan garang. Walaupun ia hampir menangis, ia tampak keras kepala dengan menunjukkan tatapan seperti itu. Dengan mengepalkan tangan kuat-kuat, Ai Zhiyi berbicara dengan tegas, "Enyahlah dari sini! Jangan pernah tunjukkan wajahmu lagi!"
Ini sudah terlalu berbelas kasihan. Ai Zhiyi telah menekan keinginannya untuk tidak mengusir bajingan kecil itu dari tempat ini sejak tadi, tetapi sepertinya bajingan kecil ini tidak bisa menjadi pria yang memiliki tata krama, sehingga ia tidak bisa menahan diri lebih lama lagi dan segera mengusirnya.
Tidak heran. Qing Hua adalah orang yang pernah hidup di jalanan bersama mereka. Ketika Ai Zhiyi dan Chu Weixu berhasil mendapatkan pekerjaan, Qing Hua memilih untuk tidak ikut bersama mereka.
Namun, suatu hari Qing Hua kembali, tetapi dengan keadaan yang lebih buruk dari dugaannya. Walaupun kehidupan Qing Hua sudah lebih baik dari segi materi, ia sendiri memiliki latar belakang kriminalisasi.
Sekarang, ia hanyalah seorang pemakai narkoba, yang sangat akrab dengan polisi. Ia juga seorang penipu yang unggul. Kata-kata dan wajahnya adalah gambaran yang baik untuk menjebak siapapun.
Lagipula, ia adalah satu-satunya orang yang menyebabkan Chu Weixu harus mendekam di dalam penjara selama tiga tahun. Lalu, ia mengambil kesempatan disaat Chu Weixu tidak ada untuk menjebak dirinya masuk ke dalam bisnis prostitusi.
Ai Zhiyi merasa bulu-bulunya meremang ketika ingatan buruk itu melintas di kepalanya. Ia berpikir di hatinya bahwa tidak ada alasan untuk membiarkan bajingan kecii itu untuk menjadi akrab dengan mereka.
Bagaimanapun juga, Qing Hua tidak pernah terlihat lebih baik di matanya, dan bahkan ia tidak pernah bersungguh-sungguh pada setiap kata-katanya, seperti halnya pada saat ia meminta maaf.
Tidak ada kebeneran yang bisa membuatnya percaya untuk kedua kalinya.
Sementara itu, tanpa mereka sadari, Chu Weixu telah sadarkan diri dan mendengar perdebatan mereka. Begitu Chu Weixu mendengar Qing Hua berbicara kasar kepada kekasihnya, ia seakan-akan ingin menghancurkan wajah pria brengsek itu.
Namun, Chu Weixu terlalu lemah saat ini. Ia telah banyak kehilangan darah, sehingga ia hanya bisa memejamkan mata, mendengar semua perkelahian itu sambil mengepalkan tangannya dengan kuat hingga terlihat urat biru yang menonjol di punggung tangannya.
Ia merasa dirinya benar-benar memalukan saat ini. Orang yang seharusnya melindungi kekasihnya hanya bisa mendengar semuanya tanpa bisa melakukan apa-apa. Ditambah lagi, seseorang yang telah ia maafkan, kini dengan sangat berani mengatakan banyak hal terhadap Ai Zhiyi. Ia tidak bisa mentolerir semua itu. Ia marah, seolah-olah cairan infus yang mengalir di nadinya mendidih bersama darahnya.
Tetapi, suatu keberuntungan bagi Qing Hua karena mendapatkan kemarahan itu pada saat keadaan Chu Weixu yang tak berdaya seperti sekarang ini. Jika tidak, maka Chu Weixu akan mengamuk tanpa peduli dimana ia berada ataukah akan dibawa ke kantor polisi sekali lagi.