Li Zheng Yu semakin dibuat bingung oleh Xiao Yi. Tidak tahu apa yang terjadi pada gadis itu. Bisa-bisanya ia menangis dan marah-marah. Apakah mungkin semalam tanpa sadar memukulnya saat sedang tidur sehingga kesakitan?
"Xiao Yi, katakan sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku membantumu jika kau membuatku bingung?" ujar Li Zheng Yu dengan suara meninggi. Lama-lama ia semakin kesal dibuatnya.
"Apakah kau tidak sadar dengan apa yang telah kau lakukan? Teganya kau memintaku untuk mabuk sehingga kau dengan mudahnya mencuri dan merampas mahkotaku," balas Xiao Yi dengan suara lantang. Sebagai seorang gadis ia benci jika ada seorang pria yang berbicara kasar padanya.
"Tentu saja aku sadar. Kau pikir aku hilang ingatan?" ucap Li Zheng Yu dengan santai.
"Lalu kenapa kau harus bertanya kenapa aku menangis? Kau memang pria tidak tahu malu. Kenapa pria yang aku temui di dunia ini sangat menyebalkan?" gerutu Xiao Yi dengan histeris dan air mata yang mengucur.
Li Zheng Yu menapakkan kakinya di lantai. Mendengar omelan Xiao Yi pagi-pagi membuat kepalanya terasa ingin terbakar.
Dengan gerakan cepat Li Zheng Yu menyingkap selimut yang menutupi tubuh Xiao Yi.
"Aaaaaa, apa yang kau lakukan?" teriak Xiao Yi. Tangannya refleks menutupi bagian intim tubuhnya.
"Dasar gadis cerewet! Sebaiknya kau mandi agar bisa berpikir dengan jernih." Li Zheng Yu kemudian membopong tubuh Xiao Yi yang tanpa berpenghalang. Mungkin karena efek alkohol semalam membuat Xiao Yi bermimpi buruk.
Xiao Yi berusaha memberontak tapi pria itu tidak mau melepasnya.
Li Zheng Yu kemudian memasukkan Xiao Yi ke dalam bak mandi. Gadis itu hanya menggerutu tidak jelas tapi Lu Zheng Yu tidak ingin mendengarkannya.
"Sebaiknya kau mengguyur kepalamu agar berpikir jernih." Li Zheng Yu dengan sengaja menyiram kepala Xiao Yi dengan air.
"Tega sekali kau padaku." Xiao Yi terisak-isak karena sikap Li Zheng Yu padanya sangat kasar.
Li Zheng Yu mengusap gusar wajahnya ternyata menghadapi gadis muda seperti Xiao Yi cukup menjengkelkan.
"Kenapa lagi kau menangis?" tanya Li Zheng Yu.
"Tega sekali kau padaku, setelah memaksaku melakukan hubungan intim sekarang kau menyiksaku," gerutu Xiao Yi.
"Hubungan intim?" Li Zheng Yu mengernyitkan dahinya. Sekarang ia sudah mulai paham kenapa kenapa gadis di depannya meraung-raung tidak jelas.
Sejenak tertegun karena Li Zheng Yu pikir Xiao Yi gadis liar dan berpengalaman dalam melakukan hubungan. Meski tidak sampai melakukan hubungan intim setidaknya dia sepertinya sudah cukup dewasa untuk mengetahui tentang seks.
"Apa yang kau rasakan saat ini?" tanya Li Zheng Yu sembari terkekeh.
Xiao Yi menghentikan tangisnya. Apa memang yang dirasakan olehnya? Ia sendiri bahkan tidak mengingat apapun karena terlalu banyak minum.
"Aku tidak merasakan apapun karena aku mabuk. Pasti kau sudah memasukkan obat perangsang sehingga aku tidak sadar dengan apa yang kau lakukan," ungkap Xiao Yi dengan bibir yang dimajukan ke depan.
Li Zheng Yu kembali tertawa renyah karena kepolosan Xiao Yi tidak sesuai dengan bagaimana ia berbicara. Menunjukkan seolah-olah ia gadis yang berpengalaman. Ternyata penampilan tidak menjamin jiwa seseorang yang sesungguhnya.
"Kenapa kau tertawa?" Xiao Yi mengerutkan keningnya.
"Kau pikir aku akan melakukan seks dengan orang yang tidak sadarkan diri?" tanya Li Zheng Yu dengan seringai liciknya.
"Jadi, kau tidak melakukan apapun padaku?" Wajah Xiao Yi langsung berubah berbinar sekaligus memerah menahan malu.
"Aku akan melakukannya jika kau sadar sekaligus bersedia dengan apa yang kau lakukan," ungkap Li Zheng Yu dengan wajah datar..
"Bagaimana jika aku menolak?"
"Aku akan tetap memaksa sampai kau bersedia. Aku sama sekali tidak kehilangan akal," ujar Li Zheng Yu sembari tersenyum miring.
Xiao Yi merengut karena cepat atau lambat pasti akan terperangkap ke dalam jebakan Li Zheng Yu. Namun bersyukur karena setidaknya saat ini masih baik-baik saja.
Lalu, apa bedanya pria itu bahkan sudah melihat tubuhnya. Xiao Yi merasa sudah ternoda, jika tahu nasibnya akan berakhir seperti ini Xiao Yi dulu tidak akan kabur saat malam pertama. Setidaknya jauh lebih terhormat, tapi ia tidak ingin memikirkannya.
"Cepatlah mandi jika tidak ingin aku memandikanmu," tukas Li Zheng Yu.
"Atau kau memang ingin jika aku menemanimu mandi? Sepertinya kau memang sudah tidak sabar melakukannya?" imbuhnya sembari tersenyum miring. Bahagia rasanya sudah membuat gadis di depannya merasa malu.
"Pergilah!" sentak Xiao Yi sembari bersungut-sungut. Lalu menggunakan kedua tangan untuk menutupi tubuhnya.
Li Zheng Yu kemudian pergi meninggalkan Xiao Yi sendirian.
"Arghhh!" seru Xiao Yi sembari menutupi wajahnya menahan malu.
"Xiao Yi, kenapa kau begitu bodoh? Seharusnya mencari tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi baru setelahnya kau bisa marah-marah sesuka hatimu," gerutunya pada diri sendiri.
Kalau di pikir-pikir lagi ia memang tidak merasakan apapun. Tapi ia tadi terlalu syok sehingga langsung berpikir macam-macam. Rasanya Xiao Yi saat ini ingin tenggelam saja.
Setelah selesai mandi Xiao Yi segera keluar, harapannya untuk tidak melihat pria itu seketika sirna karena ternyata Li Zheng Yu duduk di sofa.
Tanpa berucap apa-apa Xiao Yi memilih berjalan menuju pintu.
"Ingat, hukumanmu bertambah karena kau sudah menuduhku berbuat macam-macam," tukas Li Zheng Yu.
"Apa maksudnya hukuman?" tanya Xiao Yi sembari meremas handuk untuk menahan rasa gugupnya.
"Kau harus menemaniku satu bulan. Bersiaplah mulai kapan kau akan melakukannya?" ujar Li Zheng Yu dengan santai.
"Sebulan? Kau mencoba menipuku?" tuding Xiao Yi. Matanya melotot dipenuhi dengan amarah.
"Jika kau tidak mau kembalikan uangku sekarang juga."
Xiao Yi berjalan keluar sambil menghentakkan kakinya di lantai cukup keras. Kesal karena sudah tertipu mentah-mentah oleh Li Zheng Yu. Darimana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu? Ternyata keputusannya untuk berurusan dengan pria itu adalah jalan yang salah.
=================================
Hallo Readers,
Sambil menunggu cerita ini update, kalian bisa membaca karya saya lainnnya judulnya Istri Simpanan. Chapternya juga sudah banyak.
Terima kasih,