Beberapa hari kemudian.
Li Zheng Yu mematut dirinya di depan cermin sambil mengenakan dasi. Hari ini ia harus pergi ke kantor karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.
"Sayang, kau harus ingat jangan kemana-mana tanpa diriku. Kau boleh pergi kemanapun asalkan ada aku disampingmu." Kata-kata itu sudah diucapkan Li Zheng Yu untuk kesekian kalinya.
"Memangnya aku akan pergi kemana? Suhu di luar juga sangat dingin," ujar Xiao Yi sembari merapatkan selimut yang membalut tubuhnya.
"Mau kupeluk?" Li Zheng Yu merentangkan kedua tangannya. Bersiap untuk memeluk istrinya kembali.
"Berangkatlah sekarang juga, jangan sampai anda terlambat," ucap Xiao Yi sembari melotot ke arah suaminya.
"Ingat, kau juga tidak boleh menemui pria itu. Aku tidak suka kau dekat-dekat dengannya." Li Zheng Yu sudah seperti seorang ayah yang mengekang putrinya.
"Bagaimana mungkin aku bertemu dengannya? Jika keluar saja, tidak," gerutu Xiao Yi dengan raut wajah marah.