Lutfi terdiam sambil menatap uminya dan kemudian mengangguk pelan. Dia mengerti, ini lah takdir. Tapi, kenapa hatinya terasa begitu sakit. Ada perasaan sesak di dalam hatinya begitu tahu kenyataan bahwa Fatih yang sudah lama ini cukup akrab dengan dirinya akhirnya berhenti menunggu uminya, dan memutuskan menikah dengan Wanita lain.
"Ya sudah, sekarang Lutfi segera letakkan tas dan kitab-kitabnya dalam kamar dan cuci kaki tangan serta wajah, ya? Umi telah menyiapkan menu special untukmu," ucap Arsyla seraya menunjukkan senyumannya yang hangat.
Arsyla sendiri sebenarnya tahu. Di balik wajah yang terlihat sayu dan kedua mata yang menatap sendu padanya terdapat sebuah duka yang tak bisa diungkap. Tapi, kali ini terpaksa dia hanya akan diam dan tidak membahas ini terlebih dahulu. Selain memberi waktu untuk putranya mengolah sendiri perasaanya. Dia juga mengajarkan anak yang Namanya ikhlas dan sabar dari apa yang tak dia inginkan.
