"Kamu bagaimana? Apakah masih setia menunggu yang kamu tunggu selama ini? Atau, sudah mulai merasa lelah?" tanya abah Amir pada Fatih yang saja datang tadi hanya diam dan menunduk saja tidak seperti biasanya.
"Jika saja apa berada di posisi saya, bagaimana? Menunggu, atau cari yang lain saja?" Jujur ketika Fatin menanyakan hal itu di dalam benaknya terbesit wajah Maria.
Saat dia serius bekerja merasa ketakutan menangis sedih dan juga tersenyum bahagia. Semua berputar api bagi rola film yang hanya dia saja yang bisa melihat.
"Kamu bertanya seperti itu memangnya kamu sudah ada ada yang kamu tuju kalau memang sudah ada Dan Dia meyakinkan bisa menerima kamu apa adanya dan hanya menunggu laporan kamu saja, tidak apa-apa. Ibarat jika memang sudah ada melati di tangan Kenapa masih menanti mawar berduri?
Ibarat mawar di tangan saja tidak boleh digenggam terlalu dipegang karena dirinya akan melukai tangan kita."