Nuraini diam sejenak mendengarkan kalimat demi kalimat yang keluar dari lisan sambil meresapi bahasanya dan mencocokkan dengan keadaan dirinya di masa lalu, tanpa berkomentar sama sekali.
"Dan lagi kamu bisa menahan perasaan sakit jika itu demi sahabat mu, dan juga orang yang kamu cintai. Karena aku tahu cintamu itu tidak mengekang tapi memberi kebebasan tak papa aku sakit, melihat dirimu bahagia dengan orang yang kamu cintai, itu jauh lebih baik daripada kalau hidup menjalin hubungan pernikahan bersamaku dan aku hanya memiliki ragamu namaku hanya tertulis di atas buku nikah tapi tidak di hatimu dan hatimu jika u tidak untukku."
"Iya benar aku memang memiliki pemikiran seperti itu dulu walaupun tidak instan. Sulit dan masih sering merasakan sakit tapi ya gitu harus kembali demi sahabat yang baik karena persahabatan itu sejatinya tidak bisa dibeli Kenapa harus memberontak dan menunjukkan perasaan suka aku dengan pria yang telah dia nikahi orang pria itu tidak suka sama aku."