Sampai sejauh ini, Alhamdulillah, dia benar-benar mengamalkan apa yang kami ajarkan di sini. Tidak hanya belajar padaku, dan guru-guru yang mengajar di sini. Tapi, juga pada anak kecil pun, dia belajar dan menghormati. Meskipun dia sadar, ilmunya, jauh lebih tinggi dari anak itu."
Abah Amir diam sesaat mengambil nafas sambil tersenyum tipis, seraya mengingat perjuangannya yang dibantu oleh para ustadz dan para santrinya dalam membimbing Fatih, atau Jordan hingga sampai di titik ini.
"Pernah, aku bertanya, kenapa saat anak-anak balita pulang dan bersalaman, mencium tanganmu kau juga membalas mencium balik tangan mereka? Kalian tahu, apa jawabnya?"
"Apa?" Kata abah Abdullah dan abah Hafidz bersamaan. Karena mereka juga penasaran dan sepenuhnya menyimak cerita yang diceritakan oleh saudaranya tersebut. Sebab selama bertahun-tahun menjadi seorang guru ngaji mereka belum pernah satu kalipun mengislamkan seorang nasrani seperti yang dilakukan oleh Abah Amir.