Semakin hari, Fatih semakin menjadi pribadi yang sangat baik dan mencerminkan jiwa seorang muslim yang religius. Dia tidak hanya baik dalam segi ibadahnya namun dalam segi mengajar anak-anak dia juga terlihat begitu ikhlas.
Sebab Iya pernah diberi nasehat oleh Abah Amir bahwasannya menjadi seorang guru itu tidak untuk menjadikan murid-muridnya pintar, melainkan untuk menyampaikan ilmu yang dia peroleh kepada murid-muridnya yang masih belum tahu. Jadi apabila nanti dia mendapati salah satu murid bibitnya tidak pandai dia tidak pernah menyerah karena bukan tujuannya untuk menjadikan murid itu pandai.
Awalnya Fatih berpikir bahwa kalimat itu diciptakan sendiri oleh gurunya Abah Amir. Ternyata, dia salah. Kata-kata itu dimiliki oleh seorang ulama besar dari Jawa tengah yang bernama mbah Maemoen Zubair.