Chereads / FROM SEX TO LOVE 2 / Chapter 32 - Part. 2/Bab. 20 Hop! Stop! Ngilu.

Chapter 32 - Part. 2/Bab. 20 Hop! Stop! Ngilu.

Bayu yang sedang berdiri tegak tepat di depan Risma dan tengah menatapnya tersebut, tersenyum begitu mendengar perkata'an Risma yang dengan sangat manja memanggil penisnya dengan sebutan "Dede gemes" tersebut.

Kemudian Bayu perlahan memegang kedua pipi Risma yang sedang duduk dipinggiran ranjang tersebut.

Usai memegang kedua pipinya, laluĀ  dengan lembut dan penuh perasaan, Bayu mencium kening Risma sembari menikmati penisnya yang sedang dielus-elus oleh Risma.

Risma merasakan kehangatan yang berbeda pada saat itu, saat Bayu telah mencium keningnya.

Jantungnya dag!, dig!, dug!, berdebar-debar dan berdetak tidak karuan, tangannya yang tadi hanya mengelus-ngelus penis tersebut, perlahan mulai mengocok penis tersebut dengan tangan yang sedikit gemetar.

Risma merasa sangat bahagia kala itu, dan bahkan dia berharap Bayu akan seperti ini padanya, bukan hanya malam ini, tetapi selamanya.

"Sayank ...." Risma memanggil Bayu dengan sangat lembut dan mesra sembari mengocok penisnya.

"Iya, Yank ...." sahut Bayu dengan lembut pula sembari mengelus elus kepala Risma dan menikmati belaian mesra tangan Risma di penisnya.

"Jangan pernah menjauh dari ku, ya ...." kata Risma dengan lembut sembari terus mengocok penis tersebut.

"Ngomong apa kamu ini ..., janganlah berpikir yang bukan-bukan ..., aku akan selalu bersamamu. " kata Bayu sembari tersenyum dan mencolek hidung Risma dengan jarinya.

"Janji?. " tanya Risma sembari menatapnya dan mengacungkan jari kelingkingnya.

Bayu berpikir sejenak, lalu ....

"Iya ..., aku janji .... " kata Bayu dengan lembut sembari mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingking Risma yang diacungkan kepadanya.

Risma tersenyum begitu mendengar bahwa Bayu mau berjanji padanya.

Usai mereka mengikat janji, perlahan Risma membaringkan tubuhnya sembari menarik Bayu dan sedikit mengangkangkan kakinya.

Risma berbaring, dengan dari posisi duduk di sisi ranjang tersebut tanpa merubah posisi duduknya tersebut.

Bayu yang ditarik oleh Risma secara perlahan sembari membaringkan tubuhnya tersebut juga tidak menolaknya. Bahkan tarikan tersebut hingga membuat penisnya berada tepat di depan lubang kemaluan Risma usai Risma membaringkan tubuhnya dengan kedua kaki yang mengangkang, namun kedua kaki tersebut tetap perpijak di lantai.

Setelah berbaring, lalu perlahan Risma memegang penis yang posisi nya sudah berada tepat didepan lubang kemaluannya tersebut.

Usai memegangnya, Risma perlahan menggesek-gesekan penis tersebut di lubang kemaluannya sebanyak lima kali.

Usai menggesek-gesekannya lalu Risma menenggelamkan ujung penis tersebut kedalam lubang kemaluannya.

Bayu menatap nya, saat Risma menenggelamkan ujung penis tersebut.

Ya, Bayu memang menatap Risma pada waktu itu, dan dia tidak berkata apapun, bahkan sama sekali tidak bergerak dan hanya menatap tajam mata Risma.

Saat Bayu menatap tajam matanya tersebut. Sembari tetap memegang dan mempertahankan posisi penis yang ujungnya telah tenggelam kedalam lubang kemaluannya, Risma mengangguk sembari tersenyum dan menatap Bayu yang tengah menatapnya.

Melihat Risma mengangguk, pada saat itulah, Bayu perlahan-lahan melakukan penetrasi secara perlahan, dan dengan perlahan-lahan penis tersebut akhirnya amblas di lubang kemaluan Risma.

"Ach ..., enak Sayank ..., Dede, nabrak ..., ach ...." kata Risma dengan manja sembari mendesah saat penis tersebut perlahan-lahan amblas kedalam lubang kemaluannya dan telah menabrak dinding yang paling dalam didalam lubang kemaluan tersebut.

"Iya, Sayank ...." sahut Bayu sembari perlahan-lahan menggenjot nya, menarik ulur penisnya di dalam lubang kemaluan tersebut.

"Ach ..., emangnya, di kamu juga terasa, Yank ...?, ach ...." tanya Risma sembari mendesah karena Bayu terus menggenjotnya dengan pelan dan membuat penis tersebut menyundul-nyundul di dinding terdalam di dalam lubang kemaluannya.

Bayu mengangguk sembari perlahan-lahan tangannya meraba-raba pinggang Risma dan terus menggenjotnya.

"Ach ...." desah Risma yang menikmati rasa geli di sekujur lubang kemaluannya saat penis tersebut mondar-mandir keluar masuk didalam lubang kemaluannya, Risma mendesah sembari kedua tangannya memegang kedua tangan Bayu yang meraba-raba pinggangnya.

Saat kedua tangan Risma memegang tangan Bayu yang meraba-raba pingganya tersebut, perlahan-lahan Risma mengikuti gerakan kedua tangan Bayu yang mulai turun dan meraba-raba bagian pinggulnya hingga ke pahanya. Risma mengikuti gerakan tersebut sembari menggeliat-liatkan tubuhnya, menikmati rasa geli-geli enak yang menjalar di seluruh bagian kemaluannya.

Merasa Risma telah menggeliat-liatkan tubuhnya saat dia menggenjot dan meraba-raba mesra tubuhnya tersebut, lalu perlahan-lahan Bayu membungkuk sembari menjulurkan lidahnya, dan lalu menempelkan ujung lidah tersebut di puting payudara Risma, hingga lidah itu digerakan menggelitik puting tersebut seirama dengan genjotannya di dalam lubang kemaluan itu.

Seketika itu pula, kemaluan Risma bergerak -gerak, berkedut-kedut dan kembang kempis dengan diiringi desahan panjang dan geliatan ditubuhnya.

"Ach ... Ach ...." desah Risma sembari mengerang memegang erat kedua tangan Bayu dan menggeliat-liatkan tubuhnya yang diiringi dengan gerakan kembang kempis di lubang kemaluannya yang tidak bisa dia kendalikan.

"Kenapa kemaluanmu berkedut dan menggigit-gigit penisku, Yank ...?." tanya Bayu sembari terus menggenjotnya dengan perlahan tapi pasti.

"Iya, Sayank ..., ach ..., gigitan itu tandanya, kemaluanku menikmatinya, ach ...." ungkap Risma untuk menutupi orgasme keduanya, sembari mendesah menahan rasa geli ketika Bayu terus menggenjotnya saat dia orgasme.

"Maaf Sayank ..., aku bohong agar kamu nggak ngitung aja .... " kata Risma dalam hati sembari mencoba kembali rileks usai otot-otot nya menegang. ( Ho'oh, biar Mimin aja yang ngitung, ha ha ha ....šŸ¤£)

Setelah mendengar penjelasan dari Risma, Bayu kembali memainkan lidahnya di payudara tersebut, dan sesekali menghisapnya dengan pelan, perlahan tapi kuat sembari menggenjot Risma dengan durasi agak sedikit lebih cepat dari sebelumnya.

"Hel_ lup!." suara saat Bayu menghisap payudara tersebut.

Saat itu pula Risma kembali dibuat mendesah oleh Bayu.

"Ach ...." desah Risma sembari kedua tangannya merayap memegang punggung Bayu saat payudaranya telah dihisap hingga membuatnya mendesah dan merinding disco.

Mendengar Risma mendesah, Bayu lalu terus menghisap-hisapnya hingga berkali-kali sembari kedua tangannya meraba-raba mesra pinggang Risma dan menggenjotnya dengan memberi sedikit tekanan saat melakukan penetrasi yang ia lakukan hingga berkali- kali.

Saat Bayu melakukan adegan tersebut hingga berkali-kali itulah, Risma mengerang dan kembali mendesah hebat dengan kedua tangannya mencengkram kuat punggung Bayu.

"Ach ... Ach ..., ach ..., ach ...." desah Risma sembari kedua tangannya mencengkram punggung Bayu saat orgasme yang ke tiga kalinya. Lalu ...

"Hop! Stop!Ā  Sayank ..., ach ..., stop!Yank ..., ach ...." kata Risma sembari menepuk-nepuk punggung Bayu dan mendesah menahan rasa ngilu di bagian lubang kemaluannya saat Bayu terus menggenjotnya ketika dia telah orgasme yang ketiga kalinya.

Mendengar Risma menyuruhnya berhenti sembari menepuk-nepuk pundaknya, seketika itu pula, perlahan-lahan Bayu menghentikan gerakan penisnya yang sedang berada di dalam lubang kemaluan tersebut dan lalu ia bertanya.

"Kenapa Yank ...?,Ā sakit ...?. " tanya Bayu dengan lembut sembari mengusap keringat di kening Risma dengan tangannya.

"Enggak Sayank ..., break bentar, satu menit ... Aja! ." kata Risma dengan lembek sembari menahan pantat Bayu dengan tangan kirinya, agar Bayu tidak mencabut penisnya dari dalam lubang kemaluannya, sementara tangan kanannya diangkat dengan jari telunjuk yang di tunjukan kepada Bayu, yang artinya satu.

"Nggak enak ya, Yank ...?." tanya Bayu sembari menatap Risma.

"Enak Sayank ..., sangat, enak." kata Risma sembari kedua tangannya mulai menarik ulur pantat Bayu dengan pelan, dengan tujuan agar Bayu mulai menggenjotnya kembali.

Karena Risma menuntun gerakan pantatnya, akhirnya perlahan-lahan Bayu kembali melakukan penetrasi.

"Ayo Sayank ..., lanjut ...." kata Risma sembari meremas-remas bokong Bayu, saat Bayu mulai menggenjotnya kembali.

Pada saat itu penetrasi dan genjotan yang diberikan oleh Bayu, dia lakukan dengan gerakan yang semakin lama semakin cepat, bulu-bulunya berdiri pada saat itu, semakin lama ia melakukan nya, otot-ototnya semakin mengencang, penisnya semakin lama semakin mengembang sehingga kemaluan Risma terasa semakin menghimpitnya.

"Sayank ..., aku merinding." kata Bayu sembari ngos-ngosan dan terus-menerus menggenjotnya.

"Bagus Sayank ..., ach ..., terus ..., ach ..., ayo Sayank ..., keluarkan Sayank ...." kata Risma sembari mendesah-desah dengan kedua tangannya sedang memegang pinggang Bayu dan membantunya menggoyangkan tubuh tersebut, agar penis itu terus-menerus menggenjotnya, hingga bisa mengeluarkan sperma.

"Sayank, aku mau kluar, ach ...." kata Bayu sembari mendesah dan terus menggenjotnya.

"Iya Yank ..., ach ..., kamu udah terasa Yank ...?, ach ...." tanya Risma sembari mendesah dan menggeliat-liat saat Bayu menggenjotnya dengan cepat tanpa memberi jeda sedikitpun.

"Iya Yank ..., hampir,Ā  ach ...." kata Bayu sembari mendesah saat merasakan sesuatu telah menjalar di sekujur oto-otot pinggulnya dan tanpa menghentikan genjotannya sedikitpun.

Tidak hanya Bayu saja yang merasakan hal tersebut, Risma juga merasakannya, karena Bayu menggenjotnya berulang-ulang kali tanpa henti, terus-menerus dengan sangat cepat tersebut. Membuat Risma menggeliat-liat hebat, hingga pinggangnya naik turun, dan menggigit-gigit bibir nya sendiri.

"Ach ..., jangan ditahan Sayank ..., ach ..., ayo kita keluarkan Sayank ..., ach ...." kata Risma sembari mendesah-desah dan menggeliat-liatkan tubuhnya, lalu dia mengusap muka Bayu dengan kedua tangannya, memegangnya dan menuntunnya, menempelkan muka tersebut tepat di payudaranya.

Payudara itu sangat mengembang dan mengencang, kedua putingnya menonjol dengan warna merah kemerah-merahan, karena Risma menuntunnya kesitu, sembari terus menggenjotnya Bayu menghisap-hisap payudara tersebut.

Tingkah Risma semakin tidak karuan, dia menggeliat-liat merasakan geli di sekujur dinding-dinding kemaluannya yang bergesekan dengan penis yang mondar-mandir dan keluar masuk di dalam lubang kemaluannya tersebut.

"Ach ..., penismu terlalu besar dan panjang, Yank ..., ach ..., aku nggak tahan Sayank ...." kata Risma sembari mendesah-desah dan meremas-remas punggung Bayu dengan kedua tangannya untuk sedikit menahan sesuatu yang menjalar berjalan mengalir di sekujur otot-ototnya dan menuju ke saluran di lubang kemaluannya.

Saat itu pula Bayu justru menggenjotnya dengan penetrasi dan tekanan yang kuat hingga genjotan tersebut menghasilkan suara.

"Plok! Plok! Plok! Plok! Plok! "

Pada saat itu lah, Bayu merasakan bahwa kemaluan tersebut sedang mengatup-ngatup hingga membuat dirinya mengerang dan menekan penisnya kuat-kuat sembari menggigit-gigit pelan payudaranya Risma, diiringi dengan gelinjangan hebat pada penisnya dan penis tersebut telah menyburkan sesuatu dari mulutnya yang yidak bisa ia kendalikan lagi.

Pada saat itu pula, saat-saat dimana Risma telah merasakan gelinjangan hebat dari penis tersebut dan semburan hangat yang di berikan olehnya kepadanya.

"Ough ..., penismu menendang-nendang di bagian klitoris A-spot ku Sayank ..., Aougch ..., hangat ..., ach ....." kata Risma sembari mendesah-desah dan menggelinjang-linjang sambil menggigit-gigit bibirnya sendiri dengan kedua tangannya meremas-remas rambut Bayu ketika penis tersebut menggelinjang hebat di dalam lubang kemaluannya dan menyemburkan cairan hangat yang di susul oleh cairan kenikmatan miliknya yang ke empat kalinya.

Usai berkata sembari mendesah yang mengiringi orgasmenya yang ke empat kalinya tersebut, dengan kondisi yang sudah lemas tidak beradaya itu perlahan-lahan Risma justru menutup matanya tanpa memperdulikan Bayu ataupun membersihkan kemaluannya terlebih dahulu.

Bayu yang terbaring lemas di atas tubuh Risma yang berbaring di sisi ranjang tersebut, baru menyadari bahwa Risma telah menutup mata dan bahkan telah tertidur pulas, usai mendengar Risma mendengkur.

"Khrog ..., huf ..., khrog ..., huf ..., khrog ...."

Melihat Risma telah tertidur sembari mendengkur tersebut. Sembari tersenyum menatapnya, lalu Bayu menggendongnya, mengangkatnya dan menidurkannya di ranjang tersebut dengan benar.

Setelah Risma dibaringkan dengan posisi tidur yang benar oleh Bayu, dia sudah tidak mendengkur lagi, dan lalu Bayu segara berbaring dan tidur disampingnya.

Bayu tidur dengan memelukan Risma ketubuhnya dan menjadikan lengannya sebagai bantal untukĀ  Risma.

Dan merekapun tertidur ....