Sudah seharian, Anton menunggu Bayu di Almous, namun Bayu tidak kunjung datang juga.
Berkali-kali Anton menelepon Bayu, tetapi, tidak kunjung ada jawaban juga darinya.
Karena tidak ada kabar sama sekali dari Bayu, akhirnya Anton memutuskan untuk datang ke kediaman Bayu.
"Ting tung." suara bell pun berbunyi, ada seseorang yang datang ke rumah Bayu.
"Dewi!, tolong buka pintunya, sayang ..., Mama lagi bikinin Papa kopi nih." kata Yuni dengan lantang yang sedang berteriak memanggil Dewi dan menyuruhnya membuka pintu.
"Iya Ma ...." sahut Dewi yang kemudian bergegas membuka pintu.
"Anton!." ucap Dewi yang terkejut ketika melihat seseorang yang datang tersebut adalah Anton.
"Hay Dew ...." sapa Anton.
"Iya ..., masuklah ...." kata Dewi dengan lembut sembari berjalan ke arah sofa di ruang tamu tersebut dan diikuti oleh Anton yang berjalan dibelakangnya.
Karena sudah lama tidak ketemu, Anton dan Dewi pun mengobrol untuk sekedar melepas rindu.
"Kamu sudah besar ya, sekarang ...." kata Anton yang segera duduk di sofa ruang tamu tersebut.
"Yaiyalah ..., aku udah 20tahun kali ..., kan, kita seumuran ...." kata Dewi sembari tersenyum memperhatikan Anton yang sedang duduk di hadapannya.
"Oiya, aku hampir lupa kalau kita seumuran, sepuluh tahun kita nggak ketemu, kamu banyak berubah ya ...." kata Anton.
"Apanya yang berubah?." tanya Dewi sembari duduk dengan menyilangkan kakinya.
"Ya, kamu ...." kata Anton.
"Aku?." tanya Dewi sembari mengerutkan kening dan menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, kamu makin cantik, feminim, sexy, nggak seperti dulu yang tomboy dan acak-acakan, he he he he ...." kata Anton dan lalu terkekeh lirih.
"Kan, dulu masih kecil, Ton ...." ucap Dewi.
Anton tersenyum begitu mendengar ucapan Dewi. Lalu ....
"Oiya, Dew ..., Paman sama Bibi kemana?." tanya Anton.
"Ada, sebentar, biar aku panggilkan." kata Dewi sembari berdiri dan lalu berjalan untuk memanggil Papa dan Mama nya.
"Ma ..., Pa ..., ada Anton tuh ...." kata Dewi saat menemui Papa dan Mamanya.
Mendengar apa yang di katakan Dewi, Yuni dan Yohanes segera menemui Anton, dan begitu melihat Anton, Yuni dan Yohanes sangat terlihat gembira, mereka memeluk Anton dengan pelukan keluarga.
"Apa kabar kamu, Nak ...?." tanya Yuni.
"Anton baik Bibi ..., Paman sama Bibi gimana kabarnya?." tanya Anton.
"Paman sama Bibi juga baik ...." kata Yohanes.
Usai menanyakan kabar pada Anton, Yuni segera kedapur untuk membuatkan minum buat Anton, sedangkan Yohanes menemani Anton dan sedikit mengobrol dengannya.
"Oiya Ton, ada angin apa yang sampai membawamu kesini?." tanya Yohanes.
"Tadi, Anton sih, nungguin Kak Bayu di Almous, tapi, Kak Bayu nggak datang-datang ..., Anton telepon juga nggak ada respon, jadi, ya, Anton kesini aja. " ungkap Anton.
"Seharian ini Bayu sama istrinya tidur, semalam sih, kata Bibi mu ..., Bayu bergadang ..., jadi, mungkin dia kelelahan. " kata Yohanes.
Anton hanya mengangguk, begitu mendengar perkataan Yohanes. Lalu ....
"Emangnya, ada masalah apa di perusaha'an, kok, sepertinya penting ?." tanya Yohanes.
"Nggak ada masalah Paman ..., cuma ada sedikit kendala saja. " kata Anton.
"Oh ...." sahut Yohanes dengan singkat padat dan lembek.(🤣)
Tak selang berapa lama Yohanes dan Anton mengobrol, kemudian Yuni datang dengan membawa segelas minuman buat Anton, dan Yuni segera memberikan minuman tersebut kepada Anton.
"Minumlah, Nak ...." kata Yuni dengan lembut sembari memberikan minuman tersebut kepada Anton.
Sembari menerimanya, Anton pun mengangguk, lalu ....
"Oiya, Ton!. Bibi sama Paman, kan, mau pulang ke Royal ..., jdi, kami nggak bisa nemenin kamu ngobrol, nanti kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa minta sama Dewi atau Kak Bayu." kata Yuni.
"Iya, Bi ..., Paman sama Bibi mau berangkat sekarang?." tanya Anton.
"Besok!." sahut Yohanes.
Anton dan Yuni mengerutkan kening sembari menatap Yohanes secara bersamaan. Lalu ....
"Ya, sekaranglah ..., masa besok, lihat dong, Paman sama Bibi aja udah rapi gini, pakai di tanya kapan." kata Yohanes sembari mendekati Anton dan memukul kepala Anton dengan gulungan koran kecil dengan pelan.
"Buk!. " suara saat Yohanes memukul kepala Anton.
Seketika itu pula, Anton justru terkekeh saat Yohanes memukul kepalanya menggunakan gulungan koran tersebut.
"He he he he ...." Anton terkekeh, lalu ....
"Maaf, Om, Kan, Anton cuma tanya Om .... " kata Anton.
Mendengar perkata'an Anton, Yohanes hanya tersenyum.
"Sudah! Sudah, nggak usah dibahas, nanti Om sama tante malah nggak berangkat-berangkat. " kata Yuni sembari berjalan keluar dari rumah tersebut dan ingin segera pulang ke kota Royal.
Anton yang melihat Yohanes dan Yuni berjalan keluar pintu tersebut berkata.
"Hati-hati di jalan ya, Om ..., Tante ...." kata Anton sembari berdiri dan melambaikan tangan kepada Yuni dan Yohanes yang hendak pulang ke kota Royal.
"Iya ...." sahut Yohanes dan Yuni secara bersamaan. Lalu ....
"Dew!, Papa sama Mama berangkat, Sayang!, kamu temani Anton mengobrol dulu ..., sambil nunggu Kakakmu bangun!." kata Yuni dengan keras saat sudah di kejauhan dan lalu mereka berangkat.
"Iya Ma ...." sahut Dewi saat mendengar suara cemprengnya Mamanya dan bergegas keruang tamu untuk kembali menemani Anton sembari menunggu Bayu.
Yohanes dan Yuni telah berangkat, sedangkan Dewi menemani Anton sembari menunggu Kakak nya bangun dari tidurnya.
Selain direktur utama BSF "Bayu Samudra Food", Anton adalah merupakan adik keponakan Bayu, anak dari Thomas, yang diangkat oleh Bayu, untuk menjadi direktur utama BSF. Selain pintar dan jujur, Anton adalah bagian dari keluarganya, jadi wajar kalau Bayu memilihnya.
Bayu adalah merupakan pengusaha muda, yang kaya, konglomerat dan namanya telah di kenal di berbagai kalangan.
Thomas ayahnya Anton, adalah adik kandungnya Yohanes, karena anak adik kandungnya itulah, Yohanes dan Yuni menganggap Anton sudah seperti anaknya sendiri.
Disaat Anton dan Dewi tengah asik mengobrol, Bayu dan Risma justru baru saja terbangun dari tidurnya.
Risma dan Bayu masih dalam kondisi yang sangat acak-acakan, amburadul dan tidak karuan, karena mereka berdua baru saja terbangun dari tidurnya.
"Astaga, Sayank ..., kita tidur sampai sore ...,? kamu, kan, ada janji sama seseorang ...." kata Risma sembari membuka korden jendela kamar tersebut.
"Biarin aja!, paling juga, Anton kesini." kata Bayu yang masih mencoba membuka matanya lebar-lebar sembari mengucek-ngucek kedua matanya yang masih terasa ngantuk.
Bayu sudah bisa menebak, kalau Anton pasti akan datang kerumahnya saat dia tidak menemuinya, kerena itu sudah pernah ia lakukan sebelumnya, bukan hanya satu atau duakali, tetapi berkali-kali Bayu selalu tidak datang saat ada janji dengan Anton, dan berkali-kali pula Anton harus mendatanginya ke rumah.
Usai membuka korden jendela kamarnya, Risma buru-buru memakai baju dan ingin memasakan sesuatu buat Bayu, karena hatinya sedang berbunga-bunga.
"Mau kemana Sayank ...?." tanya Bayu saat Risma sedang memakai Baju.
"Masakin kamu, Sayank ..., kacian nanti cuamiku lapar." kata Risma sembari mencolek hidung Bayu dengan jarinya dan lalu langsung mencubit-cubit kedua pipi Bayu dengan gemas dan manja.
Bayu hanya diam dan menurut saat Risma mencubit-cubit kedua pipinya. Lalu ....
"Kamu cepat mandi, terus dandan yang cakep, ya." kata Risma sembari berjalan dan pergi menuju ke dapur.
Saat Risma pergi kedapur, sesuai permintaan Risma, Bayu pun bergegas mandi. Hati Bayu juga sangat berbunga-bunga, bahkan ketagihan dengan kejadian semalam.
Setelah beberapa menit berada di dapur, Risma masih terlihat sangat sibuk dengan bumbu-bumbu dapurnya tersebut.
Sibuk ngeracik ini, lah! .
Numis itu, lah!.
Dan masih super duper sibuk, pokoknya!.
Disaat dia lagi sibuk-sibuknya tersebut, tiba-tiba ada seseorang yang menutup kedua matanya dari belakang, dengan mengunakan kedua telapak tangan.
Seketika itu, Risma sempat kaget, lalu perlahan dia tersenyum sembari berkata
"Sayank ...." kata Risma sembari memegang kedua tangan seseorang yang menutup matanya tersebut.
"Kok, kamu tau kalau ini aku?." tanya Bayu sembari perlahan-lahan melapaskan kedua tangannya yang menutupi kedua mata Risma
Ya, seseorang tersebut ternyata adalah Bayu, dan dia yang telah menutup mata Risma dari belakang menggunakan kedua telapak tangannya.
Usai Bayu menyingkirkan tangan tersebut dari kedua matanya, lalu Risma menjawab pertanya'annya dengan tanpa melihat bahkan menatapnya, dan malah sibuk dengan bumbu-bumbu dapurnya.
"Dirumah ini ..., siapa lagi ..., kalau bukan kamu, yang selalu di samping aku, dan selalu ngintilin aku." ungkap Risma sembari fokus memasak.
Mendengar pernyata'an Risma, Bayu langsung memeluk Risma dari belakang, dan dengan perlahan-lahan dia memasukan kedua tangan nya kedalam baju Risma, lalu tangan yang masuk kedalam baju tersebut, mengusap-usap perut yang telah dipengangnya sembari menyandarkan dagunya tepat menempel diatas pundak Risma.
Karena Bayu telah menyandarkan dagunya di pundak Risma, secara tidak sengaja saat ia tengah bernafas, hembusan nafasnya tersebut hingga terdengar sangat jelas di telinga Risma, dan membuat tubuh Risma kembali merinding disco.
Nafas Bayu telah membuatnya kembali merinding disco, dan elusan tangannya Bayu diperutnya telah membuatnya geli. Hal yang dilakukan Bayu itu justru malah membuat Risma kesal sama dia.
"Sayank ..., aku lagi masak, nih!, jangan ganggu!." ucap Risma sembari fokus memasak dan menggeliat-liat kan tubunya agar Bayu tidak meraba-raba dan mengganggunya saat ia sedang masak.
"Salah, ya?, kalau ..., seorang suami, nungguin istrinya masak?." tanya Bayu sembari mengelus-ngelus perut Risma dengan memeluknya dari belakang.
"Kan, kamu belum menikahiku sayank ...." kata Risma sembari mamasukan sayuran yang tadi sudah disiapkan olehnya untuk ia tumis.
Setelah mendengar apa yang telah dikatakan oleh Risma, Bayu tidak berkata apapun, namun ia tetap mengelus-elus perut Risma sembari sesekali memasukan jarinya kepusar perut tersebut.
Karena sampai beberapa saat Bayu hanya mengelus-elus perutnya tanpa membalas ucapannya, lalu Risma kembali berkata.
"Tuh, kan, malah diem, apa kamu nggak pengen ..., nikahin aku ...?." tanya Risma sembari mengaduk-aduk tumisan nya dengan pelan.
"Memangnya ..., kalau sudah menikah, kamu, bisa setia selamanya bersamaku?." Bayu balik tanya sembari tetap memeluk nya dan mengelus-elus perutnya.
Mendengar pertanyaan yang Bayu lontarkan padanya tersebut, Risma langsung melepaskan diri dari pelukan Bayu, dan memalingkan badan menghadap ke Bayu, menatap matanya dengan tatapan mata yang sangat tajam sembari menaruh kedua tangannya di atas pundak Bayu.
Karena Risma telah memalingkan Badan dan tidak lagi membelakanginya, itu membuat Bayu tidak lagi bisa memeluknya dari belakang. Karena tidak bisa memeluknya dari belakang, lalu kedua tangan nya secara perlahan memegang pinggang Risma, yang telah menatap tajam matanya dengan kedua tangan berada di pundaknya.
Setelah kedua tangannya tersebut memegang pinggang Risma, Bayu balik menatap mata Risma yang menatap matanya dengan tajam tersebut, lalu ....
"Apa kamu ragu padaku?, dan masih menganggapku seperti Risma yang dulu?, setelah, beberapa hari ini kita selalu bersama dan setelah, apa yang sudah kita lalui bersama selama ini?." tanya Risma sembari menatap mata Bayu yang juga menatapnya, Risma bertanya sembari kedua tangan nya ia letakan di atas pundak Bayu.
Mendengar pertanyaan Risma yang dilontarkan kepadanya begitu panjang menurutnya, Bayu tersenyum, dan lalu ia berkata.
"I love you, Sayank ...." kata Bayu sembari menatap Risma dan lalu Bayu langsung mencium bibir Risma.
Saat Bayu mencumbu bibirnya, Risma hanya menurut dan sama sekali tidak menolaknya, walaupun dia tidak menolak tetapi dia juga tidak membalas sedikitpun ciuman yang di berikan oleh Bayu kepadanya tersebut.
Karena Risma tidak membalas ciuman darinya, lalu Bayu menghentikan ciuman darinya.
Saat Bayu menghentikan ciuman tersebut, saat itu pula Risma segera kembali memasak, dan sibuk dengan masakan nya tanpa memperdulikan Bayu.
Ketika Risma kembali memasak dan Bayu merasa bahwa dia tidak dipedulikan olehnya, lalu Bayu kembali memeluk Risma dari belakang dan kembali menyandarkan dagunya diatas pundak Risma.
Ya, Bayu memang kembali memeluk Risma dari belakang, dan kembali menyandarkan dagunya di pundak Risma, namun tidak hanya itu saja yang ia lakukan. Dia juga kembali memasukkan tangannya kedalam baju Risma dan kembali mengelus-elus perut Risma dengan lembut dan penuh kasih sayang, sembari melihat Risma yang sedang memasak.
Dan pada saat itulah Risma juga kembali bertanya kepadanya.
"Terus, kapan kamu akan nikahin aku?." tanya Risma sembari mengaduk-aduk tumisan nya dengan pelan.