Sepasang mata itu saling beradu pandang dengan mata yang ada dihadapannya. Dibandingkan rasa senang, pandangan matanya berarti lain. Entah rasa kecewa atau marah yang ada disana. Jelas bukan benci. Karena jika benci, mata itu bahkan takkan mau memandang.
"Untuk apa kamu pulang?" tanya Elang sinis. Ia menyerahkan bayinya pada babysitternya.
Lawan bicaranya terdiam. Lidahnya terasa kaku setiap mendengar suara Elang. Tangannya menyakar tangan yang satunya.
"Kenapa kaku gitu sih El? Día pulang buat Lo!" celetuk Adam sambil membawa segelas air putih.
"Huh?" Elang tertawa sinis. "Aku baik-baik saja tanpa dia. Buat apa kamu bawa pulang?" katanya.
"Ck..Ck..ck.., gak usah sok gitulah El," Adam menepuk bahu kakaknya tersebut.
"Lo butuh Zayn buat ngelaksanain misi Lo."