Langit sudah gelap saat Feng Sujin terbangun, dia dibangunkan oleh suara pertengkaran di luar.
Ketika mendengar suara nyaring itu, dia tahu itu adalah suara bibinya dan sepupunya.
Ibu dan anak ini benar-benar luar biasa, mereka semua malah membuat keributan di rumah sakit.
Akhirnya mereka sepertinya diusir oleh pengawal di luar pintu.
Dia tahu bahwa orang yang menjaga pintu di luar mungkin telah diatur oleh Jun Mohan.
Feng Sujin tertidur lagi, dan ketika dia bangun untuk kedua kalinya, ada seseorang yang duduk di sofa dekat tempat tidur dan sedang fokus membaca koran.
Ketika memandang Jun Mohan yang sedang serius dan fokus membaca, dia merasa seluruh tubuh Jun Mohan memancarkan pesona yang tidak ada bandingannya.
Konon katanya pria yang serius adalah pria yang paling menyentuh hati, mungkin pepatah ini ada benarnya.
Jun Mohan samar-samar merasa seseorang sedang memandangnya, dia lalu mengikuti arah sorotan itu dan menyadari bahwa Feng Sujin sudah bangun.
Dia melipat koran itu dan meletakkannya, lalu berdiri dan berjalan mendekat ke samping tempat tidur, "Kamu sudah bangun, apakah kamu merasa ada yang tidak nyaman?"
Feng Sujin menggelengkan kepalanya, "Aku tidak apa-apa. Tuan Jun, terima kasih."
Jun Mohan mengangkat alisnya, dia menatap Feng Sujin dengan tatapan dalam dan penuh arti, bibirnya hanya tersenyum namun tidak mengatakan apa pun.
Entah kenapa, Feng Sujin jadi sedikit malu-malu saat berada di depan Jun Mohan.
Feng Sujin benar-benar merasa tidak enak terhadap Jun Mohan, dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Tuan Jun, aku tahu hanya dua kata terima kasih benar-benar terlalu sederhana dan tidak berarti apa pun."
Jun Mohan tidak langsung menanggapi perkataannya, tetapi berkata dengan datar, "Aku telah mengutus seseorang untuk mengirim ayahmu ke Rumah Sakit Selatan yang berafiliasi dengan Universitas F. Ada tim medis khusus untuk perawatan dan pengobatan, tidak akan ada masalah di sana.
Sedangkan mengenai adik perempuanmu, ada Akademi Nuzi di Kota Nanliu, mereka menerima orang-orang spesial seperti adikmu. Ada staf pengajar yang berdedikasi untuk mengembangkan kekuatan otak mereka. Ada juga staf medis yang memeriksa dan merawat secara teratur. Siapa tahu dia juga dapat kembali seperti orang normal?"
Feng Sujin menjadi bersemangat saat mendengar kata-kata yang diucapkan Jun Mohan.
Matanya memerah, dia sangat tersentuh, untuk sesaat dia tidak tahu harus berkata apa.
Jun Mohan benar-benar melakukan yang terbaik untuk keluarganya.
Akademi Nuzi di Kota Nanliu sangat terkenal di seluruh Tiongkok. Sangat sulit untuk mendapatkan kuota pendaftaran di sana. Walau punya uang dan kekuasaan belum tentu bisa masuk di akademi tersebut.
Berkat Jun Mohan, beban sebesar gunung yang menekan hatinya kini telah hilang, dia pun merasa seluruh jiwa dan raganya menjadi lega.
Setelah Feng Sujin bisa mengendalikan emosinya, dia berkata sambil sedikit terisak, "Tuan Jun, aku bahkan belum menyetujui kontrak yang kamu ajukan sebelumnya, mengapa kamu sudah membantuku seperti ini?"
Jun Mohan menghela napas, "Aku tidak bisa menahannya, jadi aku mengaturnya lebih awal."
Ini memang kenyataan, dia melakukannya sesuai dengan kemauan hatinya.
Kalimat yang terdengar begitu sederhana, namun sangat menyentuh hati Feng Sujin, gelombang perasaan yang dalam muncul di hatinya.
Feng Sujin kemudian berkata dengan yakin, "Tuan Jun, aku sekarang ingin membalas budimu, apakah kamu masih menginginkanku?"
Setelah mendengar kata-kata itu, tubuh Jun Mohan menjadi kaku, matanya yang indah berbinar lembut, "Tentu saja aku menginginkanmu."
Jun Mohan bekerja dengan sangat efisien, setelah dia melakukan panggilan telepon, Ye Xing langsung membawa dokumennya kemari.
Jun Mohan mengambil surat pendaftaran pernikahan, lalu memandang Feng Sujin dan berkata dengan serius, "Apakah kamu benar-benar sudah memikirkannya dengan baik?"
Feng Sujin menggigit bibirnya dan mengangguk dengan yakin.
Feng Sujin memegang pulpen dengan tangannya yang sedikit gemetar, tapi dia akhirnya menandatanganinya.
Sebelumnya ketika dia diambang kematian saat tengah dipukuli dan hampir pingsan, dia telah menyadari dan memahami suatu kebenaran, itu membuatnya tidak bisa mundur lagi.
Ye Xing mengambil surat pendaftaran pernikahan yang sudah ditandatangani untuk melakukan prosedur selanjutnya.
Jun Mohan menemani Feng Sujin sebentar di rumah sakit, tidak lama kemudian dia menerima sebuah panggilan telepon, sepertinya ada sesuatu yang mendesak.