Chereads / The End Of Beginning / Chapter 4 - Latihan

Chapter 4 - Latihan

"Gruagghhh!!!".

King Ogre mengayunkan Talwar panjang miliknya kearahku.

"Shield Orb : Lightning!".

Aku menahan tebasan Talwar nya menggunakan skill pertahanan «Shield Orb : Lightning» yang dapat menahan segala jenis serangan.

Aku sudah memerintahkan Raijin untuk tidak ikut bertarung dan juga meminta kepada Zhepar agar dia tidak memberiku nasehat ketika aku sedang bertarung.

Namun melawan Ogre King sama saja bunuh diri dengan kemampuan ku yang sekarang ini. Memang aku memiliki skill yang semuanya terlihat sangat kuat namun jika tubuhku tidak dapat menyeimbangi kekuatanku maka sama saja bohong!

"Gugugugu!".

A-Apa dia tertawa? Tawanya sungguh aneh.

King Ogre kembali menyerangku dengan ayunan demi ayunan Talwar yang mematikan. Sedari tadi aku hanya menghindar karena aku tidak dapat menyerang King Ogre itu. Badannya sangat besar tapi kecepatan serangannya itu tidak masuk akal, aku tidak diberi kesempatan untuk menyerangnya balik.

(Sepertinya kamu memang harus diberi arahan. Oi Gladius, lihat baik-baik serangannya.)

Walaupun aku sudah mengatakan kepadanya untuk tidak memberiku nasehat! Tapi terserahlah, aku akan mengikuti apa yang dia katakan dan mulai memperhatikan serangan dari King Ogre.

King Ogre berteriak lalu dia mengayunkan Talwar panjang nya dengan sangat kuat kearah ku namun aku hindari dengan melompat menjauhinya. Saat itu juga menyadari jika pedangnya tertancap ditanah maka ada waktu beberapa detik untuk dia mengangkat Talwar nya itu dari tanah.

Beberapa detik itu juga adalah kesempatan ku untuk menyerang balik. Baiklah, sekaranglah saatnya!

King Ogre itu menarik Talwarnya yang tertancap ditanah lalu berlari dan melompat kearahku. Dengan skill «Final Stab», aku dapat bergerak dengan cepat menghindari serangan mematikan nya sambil melukai tangan King Ogre.

Talwarnya tertancap lagi ditanah, aku pun menggunakan «Roar Of The Seven King» untuk membuat pendengar King Ogre terganggu hingga dia harus melepaskan tangannya dari Talwar dan menutupi telinganya.

Aku mengaktifkan «Magic Sword : Lightning», untuk mengaliri element listrik ke pedangku. Aku mendekati King Ogre yang masih menutupi telinganya dan menggunakan skill «Rebirth of The Sword Master» untuk memperpanjang pedangku dan kemudian dengan satu ayunan yang kuarahkan ke leher King Ogre, aku pun memotong kepala King Ogre.

Darah hitam langsung muncrat dari lehernya dan seperti membuat hujan darah. Bau darahnya sama sekali tidak mengenakan, aku ingin muntah menciumnya.

"Sepertinya aku harus melatih tubuhku untuk menyesuaikan kekuatan pada tubuhku."

(Benar. Tapi membunuh King Ogre dalam satu tebasan saja sudah membuatmu sekuat seorang Pahlawan.)

Aku tidak akan terkejut lagi dengan hal luar biasa yang akan dikatakan oleh Zhepar. Aku memiliki Aheroth dan Zeroth sekaligus, serta memiliki pengetahuan dari dua Arts sekaligus. Jadi jika Zhepar bilang aku sudah sekuat seorang Pahlawan maka aku hanya meresponnya dengan nada datar.

Dengan kekuatan yang bisa dibilang 'Terlalu Kuat' ini, mengalahkan seekor Ogre King sendirian bukanlah hal yang susah.

Setelah membunuh Ogre King, aku membasuh badanku di sungai dan aku melihat beberapa memar diseluruh tubuhku. Reflek yang tajam untuk menghindari bahaya dan gerakan-gerakan serangab yang lincah membuat tubuhku yang sebenarnya kaku ini jadi terluka.

Tujuanku sekarang adalah menjadi kuat, baik fisik dan jiwa. Tapi aku tidak ingin menjadi orang terkuat di dunia seperti yang dikatakan oleh Zhepar. Memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi diri sendiri saja sudah bagus. Aku sudah tidak berniat kembali ke kota asal ku, aku akan berpetualang menuju tempat-tempat yang belum aku kunjungi. Aku akan mengikuti kata-kata Raijin untuk membenci Richie dan Rumina namun tidak membalaskan dendamku.

"Zhepar, butuh berapa bulan agar tubuhku dapat sama kuatnya dengan kekuatanku yang sekarang?," Tanyaku.

(2-5 bulan. Kalau bisa lebih lama lagi.)

Aku tersenyum lalu beranjak dari sungai kemudian melakukan pemanasan.

(Apa yang ingin kau lakukan?).

"Lari mengelilingi hutan ini selama 7 hari nonstop."

Mungkin terdengar gila namun ini bisa kulakukan tanpa harus takut kehabisan nafas karena aku memiliki skill pasif «Emegency Oxygen» yang bisa aku aktifkan kapan saja.

(Melatih stamina dan kecepatan? Boleh juga!).

Setelah pemanasan yang cukup lama, aku pun mulai berlari sekuat tenaga menyusuri hutan. Titik startnya ada di batu besar yang berada 100m dari tempat sungai berada.

Aku juga tidak hanya berlari saja namun menghindari beberapa rintangan-rintangan kecil seperti batang kayu yang menghalangi jalan, akar-akar duri yang merabat dijalanan, dan kerikil-kerikil yang memenuhi jalanan.

Aku benar-benar berlari 7 hari tanpa berhenti ataupun istirahat. Hasil dari latihan itu adalah aku dapat mengimbangi reflek tajam ku tanpa memar ditubuh.

Setelah lari 7 hari, aku melanjutkan latihanku dengan Push-up 1000 kali setiap hari, Sit-up 1000 kali setiap hari, mengayunkan pedang dari pagi sampai malam selama 10 hari, dan bertapa di air terjun dekat pohon Yggdrasil untuk mengendalikan kekuatan Aheroth dan Zeroth yang terkadang tidak dapat dikendalikan.

Selama aku latihan, Truffaladino memerhatikan ku dari atas pohon Yggdrasil dan memberiku beberapa nasehat untuk menjadi kuat. Berkat Truffaladino juga aku berhasil mengendalikan aliran Aheroth dan Zeroth lebih sempurna lagi.

Selama latihan juga aku baru tahu kalau Truffaladino dan Zhepar adalah teman baik dimasa lalu. Aku tidak tahu pasti bagaimana caranya mereka berteman karena Zhepar melarang Truffaladino untuk memberitahunya kepadaku. Aku tidak masalah karena aku yakin Zhepar juga punya masalah yang tidak dia ingin orang lain tahu. Aku akan menunggu dia untuk menceritakannya kepadaku.

10 bulan kemudian, aku menyelesaikan semua latihan yang kubuat. Hasilnya sangat memuaskan! Tubuhku sekarang lebih ringan dan setiap bertarung tubuhku tidak lagi mengalami memar kecuali terkena serangan musuh.

Beberapa skill dari Longsword senjata dan Tongkat sihir yang awalnya terkunci, terbuka setelah aku menyelesaikan latihan ku. Tapi ada beberapa skill yang menurutku mengerikan dan ku putuskan untuk menyegel skill itu.

Untuk melihat hasil 10 bulan latihan, Aku mencoba untuk lari keliling hutan lagi dengan stamina ku yang sekarang ini. Kali ini tidak dibantu oleh skill «Emegency Oxygen», jadi kali ini benar-benar murni dengan stamina yang kudapat. Dan sesuai dugaan ku, aku dapat berlari keliling hutan tanpa kelelahan atau kehabisan nafas.

Sekarang, aku dapat keluar dari hutan dan mulai perjalanan ku untuk berpetualang ke berbagai tempat!

***

—Di sebuah kuil yang hancur, 10.000km jauhnya dari hutan Yggdrasil

Dua orang laki-laki dan perempuan menuruni tangga kuil sambil membawa obor ditangan mereka. Laki-laki memakai zirah besi dengan mantel putih, sedangkan perempuan memakai baju sihir bewarna kuning.

Mereka berdua nampak seperti seorang pahlawan jika dilihat dari pakaiannya. Laki-laki dari ras manusia, sedangkan perempuan dari ras elf bulan.

"Tidak ada jebakan?," Ucap elf perempuan.

"Tenang saja. Kuil ini sudah hancur berjuta-juta tahun yang lalu akibat peperangan Ragnarok," jawab laki-laki manusia.

Perempuan Elf itu menselaraskan jalannya dengan laki-laki manusia. Tinggi tubuh mereka sangat jauh berbeda, ukuran tubuh mereka pun sama, namun jika dilihat dari kekuatan maka elf itu yang paling kuat.

"Sebenarnya apa yang harus kita cari? Skill «The End»? Sebenarnya apa itu?," Tanya elf.

"Skill «The End» adalah skill yang sangat kuat dan tidak ada tandingannya. Ada 7 jenis «The End», ada yang dapat memanipulasi Zeroth dan Aheroth, ada yang dapat menggunakan 7 dosa besar, ada yang dapat mengendalikan seluruh pedang yang ada didunia, bahkan ada yang dapat membunuh dewa," ucap laki-laki itu.

Elf terkejut dengan penjelasan skill «The End» yang dijabarkan oleh laki-laki itu. Akibat terkejut, elf itu menabrak pintu yang sangat besar yang ada didepannya.

"Kita sampai ditempat tujuan," ucap si laki-laki.

Laki-laki itu mengambil sebuah kertas dari saku celana belakangnya lalu menempelkan nya di pintu yang ada didepannya.

"Namaku Mikha, salah satu dari kedua belas bintang jatuh," ucap laki-laki manusia bernama Mikha.

"Namaku Elena, salah satu dari kedua belas bintang jatuh. Biarkan kami masuk, penjaga Artifact of Wisdom," ucap perempuan elf bernama Elena.

Suara keras terdengar dari pintu itu dan tanah bergetar seperti gempa bumi. Pintu itu mulai terbuka perlahan dan sedikit memperlihatkan buku-buku serta gulungan-gulungan kuno yang berisikan pengetahuan.

"Seharusnya generasi baru dari Artifact of Wisdom harus mengunjungi kuil ini bukan," tanya Elena.

"Mereka semua belum bangkit. Sebagai bintang jatuh kita harus menemukan mereka," jawab Mikha.

Mikha dan Elena memasuki ruangan yang berisikan buku-buku dan gulungan kuno. Mikha menggunakan semacam sihir untuk memindai gulungan kuno yang dia cari. Tidak butuh waktu yang lama, Mikha menemukan gulungan yang dia cari.

"Elena, aku menemukannya."

Elena yang tadi asik mencari gulungan yang mereka cari langsung menuju tempat Mikha.

"Skill «The End Of Beginning» berada di Artifact of Wisdom."

"Jadi ini skill yang dapat membunuh dewa?," Tanya Elena.

"Benar. «The End of Beginning» adalah skill yang dapat membunuh dewa. Penggunaannya sudah bangkit, kita harus mencari penggunaannya segera!".