Chereads / The End Of Beginning / Chapter 5 - Demi-Human

Chapter 5 - Demi-Human

—Sebelah barat hutan Yggdrasil, Kota Extovania

Pedagang budak sedang menjajakan anak-anak untuk dijual dan dijadikan budak. Kebanyakan anak-anak itu berasal dari ras Demi-Human beruang dan Demi-Human rubah. Banyak orang yang berkumpul melihat anak-anak yang dijajakan dan siap untuk mereka beli.

Ras Demi-Human selalu mendapat tindakan seperti ini jika diluar dari negara asal mereka yaitu Buchixvania. Manusia-manusia yang membeli mereka biasanya dijadikan budak seks sampai mereka mati dan terkadang diperjualbelikan dengan harga tinggi sesuai kemahiran budak itu melayani tuannya diranjang.

Mereka tidak pernah dianggap sebagai mahluk hidup, dimata para manusia ini mereka hanyalah boneka pemuas nafsu birahi. Tidak ada satupun yang peduli kepada mereka, tak terkecuali sang pahlawan yang melindungi kota ini.

"Sst, Kumi," bisik anak Demi-Human rubah kepada Demi-Human beruang.

"A-Apa?".

"Aku berhasil melepaskan rantaimu. Sekarang lari dan cepat cari bantuan!," Ucap Demi-Human rubah.

"T-Tapi tidak ada yang—".

"Kumi percayalah kepadaku! Di dunia ini memang ada orang jahat tapi masih ada orang yang baik! Sekarang lari dan cari orang yang bisa menjadi pahlawan dihidup kita!".

Demi-Human bernama Kumi itu meletakan rantai yang terlepas dari tangan dan kakinya dengan sangat perlahan agar tidak menimbulkan satupun suara. Setelah berhasil meletakan rantai itu tanpa suara, Kumi mengambil ancang-ancang untuk meloncat dan kabur.

"Hino! Tunggu aku! Aku pasti akan membawa pahlawan yang kita cari!".

***

"Heh?! Aku tidak boleh membawa pedang ini keluar dari hutan Yggdrasil?!".

"Benar. Pedang ini terlalu kuat untuk dunia luar, kamu bisa lihat sendiri bukan seberapa kuat dan berbahaya nya senjata ini?".

Benar juga, pedang ini adalah salah satu kemustahilan yang ada di dunia ini jika aku membawanya keluar dari hutan ini. Mana ada sebuah pedang kayu dapat membelah sebuah batu besar dengan sangat rapi.

Aku juga baru tahu nama hutan ini berdasarkan pohon suci Yggdrasil yang berada ditengah hutan ini. Sungguh menyedihkan nya diriku baru mengetahui nama hutan ini setelah tinggal didalamnya selama 10 bulan.

"Baiklah, tapi jangan kamu hancurkan pedang itu Truffaladino!," Ucapku.

"Tenang saja, pedang itu adalah bukti bahwa pahlawan terkuat pernah berlatih disini."

Walaupun dia bilang aku adalah seorang pahlawan, tetap saja aku tidak ingin menjadi pahlawan.

"Kalau begitu tongkat—".

"Untuk tongkat sihir tidak perlu," ucap Truffaladino menolakku memberikan tongkat sihir.

"Kenapa pedang tidak boleh dibawa sedangkan tongkat sihir boleh?," Tanyaku.

"Karena kekuatannya tidak sekuat pedang ini," balas Truffaladino.

Truffaladino menancapkan pedang kayu itu dengan sangat keras ke tanah hingga membuat gempa berkekuatan besar mengguncang tanah. Walaupun gempanya sebentar, tapi dengan gempa yang sekuat barusan tadi menandakan bahwa pedang ini sangatlah kuat.

Setelah itu aku berbincang-bincang lagi dengan Truffaladino sambil menuju jalan keluar hutan ini. Dia mengatakan senang dengan keberadaan ku di hutan ini karena Ogre king yang kemarin ku bunuh membuat siklus kehidupan menjadi lebih cepat bergerak hingga Ogre bayi yang memiliki darah Monarch sudah lahir… bukan hanya Ogre king, aku juga membunuh Goblin Lord, King Argentavis, dan Salamander selama aku latihan.

Menurut Truffaladino, Ogre calon Monarch saja yang baru lahir dan yang lain belum lahir. Kalau mereka semua sudah lahir dan menjadi kuat maka hutan Yggdrasil menjadi hutan yang tidak akan pernah ditembus oleh raja iblis bahkan dewa sekalipun.

Monster Monarch adalah monster istimewa karena keberadaannya menjaga alam Romensia. Karena itu Truffaladino senang aku membunuh pemimpin monster-monster yang ads di hutan. Walaupun pemimpin Direwolf tidak kubunuh karena Raijin adalah calon Monarch.

"Baiklah ini adalah jalan keluar hutan Yggdrasil. Jika kamu berjalan kearah barat maka kamu akan samai disebuah kota bernama Extovania. Aku sarankan kamu pergi kesana untuk memulai perjalanan mu," ucap Truffaladino.

"Terima kasih sarannya. Truffaladino, aku sangat berterima kasih kepada mu. Bantuanmu selama aku latihan sangatlah berharga bagiku," ucapku lalu meminta salam jabatan tangan kepadanya.

Truffaladino tersenyum lalu menjabat tanganku. "Datanglah kemari lagi, Gladius."

Setelah itu aku memanggil Raijin dan menaikinya untuk keluar dari hutan Yggdrasil. Saat keluar, aku merasakan rasa rindu yang sangat membuat hatiku merasa kesepian. Kenapa ya?… Aku rasa, aku telah menjadi bagian dari hutan itu.

Saat asik menikmati angin di dunia luar sambil menunggangi Raijin, aku sesekali menengok kebelakang dan terkejut karena aku tidak melihat hutan Yggdrasil lagi. Padahal aku baru beberapa meter menjauh dari hutan itu.

(Hutan ilusi Yggdrasil. Hutan itu menyembunyikan dirinya sendiri dan menampilkan dirinya kepada orang-orang yang dipilihnya. Suatu saat kamu akan melihat hutan itu lagi, Gladius.)

Aku tersenyum lalu membaringkan setengah badanku ke tubuh Raijin lalu mengusap kepalanya. "Ayo Raijin! Kecepatan penuh!".

Raijin melolong lalu kecepatan berlari nya menjadi tambah cepat. Tekanan angin yang sangat kuat mengenai mukaku karena kecepatan lari Raijin sangat cepat. Jika ada Raijin, pergi kemana saja maka akan—

(RAIJIN BERHENTI!)

Raijin tiba-tiba berhenti, sedangkan aku yang tidak berpegangan kepada tubuh rajin terpental kedepan. Kepalaku terbentur tanah dan rasanya lumayan sakit.

"Woi! Kalau berhenti pake aba-aba lain—Huh? Anak beruang?," Ucapku sambil melihat anak beruang yang tergeletak ditengah jalan.

Raijin menciumi tubuh anak beruang itu untuk memastikan apakah anak beruang itu masih hidup atau tidak. Beberapa saat kemudian, Raijin menjilati tubuh anak beruang yang terlihat kotor dan terluka.

(Dia Demi-Human.)

"Apa? Demi-Human dapat berubah menjadi bentuk hewannya?!".

(Iya. Mereka akan berubah menjadi bentuk hewannya ketika mereka kekalahan, terluka, dan sakit. Anak beruang ini sedang terluka parah, cepat gunakan «Mother of Nature»).

Aku mengambil tongkat sihir yang aku simpan dipunggung ku lalu memilih element tumbuhan untuk menggunakan skill penyembuhan «Mother of Nature» kepada anak beruang ini.

Skill ini dapat menyembuhkan luka apa saja asalkan disekitar ku ada tumbuhan.

Jika aku bisa melihat hutan Yggdrasil lagi, aku ingin masuk dan melakukan perawatan lebih kepada anak beruang ini. Jika dilihat dari bentuk beruang nya saja aku sudah tahu dia masih kecil. Apakah dia diserang oleh seseorang sampai terluka parah seperti ini?

Aku memutuskan untuk menghentikan perjalanan ku menuju kota Extovania sampai anak beruang ini sembuh dan dapat kembali ke bentuk asalnya.

"Perlukah ku hangatkan tubuhnya menggunakan bulu ekorku yang tebal?," Tawar Raijin.

"Tidak, tidak perlu. Dia tidak kedinginan, hanya terluka dan kelelahan saja," balasku.

Aku merobek bagian bawah jubah kulit Argentavis ku dan memakainya kepada anak beruang itu. Bajuku selama di hutan Yggdrasil semuanya terbuat dari tumbuhan dan kulit-kulit monster.

Setelah menutupi semua badannya, aku bersandar ditubuh Raijin dan melihat kearah dimana hutan Yggdrasil tadi ada. Padahal aku belum jauh pergi dari hutan itu tapi dia sudah menyembunyikan tubuhnya dariku.

Raijin nampaknya tidur sambil menikmati matahari sore dengan angin yang seolah-olah membelai-belai tubuh yang diterpa nya.

Mataku mulai terasa berat. Kantuku muncul dengan sangat cepat seperti petir yang menyambar. Tapi saat aku hendak memejamkan mata, Zhepar berteriak.

(OI BODOH! JANGAN TERLENA DENGAN BELAIAN ANGIN PARA ROH BEJAT ITU!)

"Woah! Apaan Zhepar?!".

(Gunakan matamu dan lihat sekitarmu! Apakah angin itu benar-benar angin biasa?!).

Aku berdiri dan melihat sekitarku. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Zhepar, angin itu bukanlah angin biasa melainkan Roh Angin yang suka membuat orang tertidur dan membunuhnya dalam mimpi.

"Padahal aku tidak ingin melakukan ini, tapi!—".

Aku mengganti element menjadi es lalu menggunakan skill «Ice Judgement» untuk memunculkan angin es yang dapat membekukan angin biasa.

Angin es yang muncul membuat Raijin terbangun dari tidurnya dan membuat dia bersin-bersin hebat setelah itu.

"Tuan! Tuan! Tuan!," Ucap suara anak kecil.

Aku melihat kebelakang dan beruang kecil tadi berubah kebentuk asalnya yaitu Demi-Human. Telinga beruang masih ada dikepalanya dan ekor beruang yang kecil juga ada dibelakangnya.

"Kamu sudah bangun ya, syukur—".

"Tuan! Tolong! Tolong selamatkan teman-teman ku!".