"Hanya minta maaf?" Tanya ellena, seraya duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
"Lalu aku harus bagaimana?" Tanya rafa dengan nada cuek, seraya terus memeriksa berkas2 yang ada di meja nya.
Ellena semakin menahan emosi, bagaimana bisa orang yang biasa dengan sangat bergairah menyambut nya, kini bersikap sangat datar dan cuek terhadap nya, bahkan hanya menatap sekilas pada nya.lalu kembali bekerja seperti tidak terjadi apa-apa.
"Apa kamu akan tetap bekerja seperti ini?"
Tanya ellena,
Elena tidak menykngka jika kehadiran nya tidak ber arti apapun untuk rafa.
"Maaf aku sedang sibuk sekali, aku bahkan ada jadwal meeting sebentar lagi, hari ini kefin sedang bertugas di kantor cabang sehingga aku sibuk menangani pekerjaan sendirian" jawab rafa beralasan.
Ellena merebut map yang di pegang oleh rafa lalu membanting nya, rafa hanya terdiam duduk bersandar di kursi nya menahan emosi, seraya memandang tajam ke arah ellena bak elang yang akan memangsa nya.
"Katakan apa mau mu?" Pertanyaan rafa begitu datar tanpa emosi namun dengan sangat tajam.
"Raf kamu telah berubah, aku hanya ingin waktu mu, aku juga butuh dirimu"
Rafa bangkit dari duduk nya lalu mendekat kan badan nya ke ellena, lalu memegang satu tangan ellena kemudian membimbing nya untuk membelai area sensitif milik nya sambil berbisik
"Ini bukan yang kamu butuhkan saat ini bukan?" Ucap rafa seraya menuntun tangan ellena memegang area milik nya, ellena begitu terperanjat mendapat perlakuan seperti itu dari rafa, ia tidak menyangka jika akan mendapat perlakuan seburuk itu dari laki-laki di depan nya.
Elena melepaskan pegangan tangan rafa dengan kasar dan melempar nya ke sembarang arah. meskipun tidak berpengaruh apapun karena tangan rafa begitu kekar dan kuat, ellena lalu menampar rafa dengan sangat keras kemudian mendorong pria yang selama ini selalu bersikap baik penuh kasih pada nya. tidak bisa di pungkiri saat ini ellena memang membutuh kan belaian tangan nya. namun bukan pelecehan seperti itu yang ia harapkan.
Air mata yang sejak tadi ellena tahan pun akhir nya tumpah membasahi pipi mulus nya. rafa paling tidak bisa melihat perempuan menangis. hati nya pun akhir nya meleleh.. rafa membimbing ellena untuk duduk di sofa lalu mencium kening mantan istri nya tersebut.
"Maaf kan aku. dengarkan aku. Kita telah banyak membuang waktu bersama sejak kita berpisah tanpa kepastian. ku pikir saat ny kita menga....." ucap rafa. menggantung kan kata-kata nya, ia masih tidak tega untuk meneruskan kata² nya. rafa takut ellena akan kembali menangis
Ellena masih berfikir jika rafa akan kembali menikahi nya. dan meminta nya rujuk.
Ellena mendengar kan perkataan rafa dengan seksama ia sudah tidak sabar menunggu rafa melanjutkan kata² nya..
"Kamu cari lah pria yang lebih baik dari aku yang bisa memberi mu kebahagiaan, dan yang bisa menjaga mu"
"Tapi aku mau kamu raf, aku benar-benar menyesali perpisahan kita." ujar ellena
" Aku yakin kamu akan mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari aku. itu sudah pasti. Mulai hari ini kamu pikir kan lah masa depan mu. Masa lalu yang telah kita lewati anggap lah sebagai pelajaran hidup kita, supaya aku dan juga kamu bisa hidup lebih baik lagi." ujar rafa
"Kegagalan rumah tangga kita biar jadi pembelajaran untuk mu supaya bisa jadi wanita yang lebih baik, untuk ku juga seperti itu. Aku minta maaf tidak bisa menjadi suami yang sempurna untuk mu , tdak bisa jadi suami yang bisa mbahagiakan mu.."
kata-kata rafa panjang lebar di dengar kan oleh ellena dengan uraian air mata yang mengalir deras, bak ABG yang sedang putus cinta, hati ellena terasa sakit, pedih mendengar kata² rafa yang terasa menusuk hati nya.
Namun bukan ellena nama nya jika ia bisa menerima keputusan rafa begitu saja, dalam hati nya ia tetap bertekad akan berusaha mendapat kan rafa kembali..
"Apa kamu sudah punya pacar?"
Rafa tidak menjawab, untuk beberapa saat ia terdiam, dan menatap dalam mata sang mantan istri, lalu kemudian ia mengangguk memberi jawaban. Ya, aku akan miliki anak dari seorang wanita"
Mata ellena membulat sempurna, ia tidak percaya dengan apa yang rafa kata kan, "aku tahu jika kamu berbohong, aku tahu kamu tidak serius,
bagaimana bisa kamu berhubungan dengan wanita lain, lalu bagaimana dengan aku? Huhuhuhu.."
elena menangis menumpahkan air mata nya,
Rafa terdiam beberapa saat, lalu ia bangkit dan mengambil berkas yang ellena buang tadi, ia pun bergegas merapikan semua berkas² yang ia butuhkan. "Aku akan ada pertemuan penting sekarang, kita bicara lagi nanti" kamu mau menunggu ku di sini atau di luar terserah kamu. Ucap rafa seraya beranjak ke arah pintu untu keluar membawa semua keperluan yang ia butuhkan.
Di luar baru saja rara sang sekertaris akan mengetuk pintu, namun ia urungkan niat nya mendengar suara perempuan dari dalam ruangan bos nya sedang menangis, rara pun memilih memasang telinga nya di pintu untuk mendengar kan percakapan bos nya.
Glubrakkk!!
Rara terjatuh saat rafa membuka pintu ruangan nya, terdiam sesaat melihat ulah sekertaris nya yang di pastikan sedang menguping pembicaraan nya, namun rafa melilih diam dan berlalu meninggalkan kan rara yang meringis kesakitan akibat terjatuh.
"Sekertaris tidak berguna!! " Batin rafa seraya terus berlalu ke arah ruangan meeting. Rara bergegas bangun dari jatuh nya lalu berlari menyusul rafa yang lebih dulu tiba di sana.
Ellena yang sejak tadi memperhatikan tingkah rara tersenyum menahan tawa melihat pertunjukan lucu di depan nya, rasa sedih yang ia rasakan seketika hilang menyaksikan kejadian di ruangan tersebut
Elena melihat2 seluruh ruangan, tiada yang berubah sejak terakhir ia berkunjung ke kantor tersebut beberapa bulan lalu. Kini kondisi nya masih tetap sama, ia lalu mengambil remot dan membuka ruangan rahasia di dalam ruangan tersebut, masih tetap sama seperti dulu, sebuah kasur masih tersedia di sana. Ia mengingat kegiatan panas bersama rafa di kantor tersebut saat ia masih menjadi istri nya.
Ellena merasa bosan di ruangan tersebut, ia pun memilih keluar dari sana. Di sepanjang jalan semua karyawan yang melihat nya menunduk hormat pada nya meskipun kini ia bukan lagi istri dari CEO di perusahaan tetsebut.
Ellena berjalan santai menuju mobil nya, pikiran nya terus teringat kata² rafa yang mengatakan jika ada seorang wanita yang sedang mengandung anak nya.
Ellena merasa jadi wanita paling bodoh. bahkan selama pernikahan selalu minum pil kontrasepsi karena belum siap memiliki seorang anak.
"Siapa wanita itu? Apakah rafa telah menikah kembali?" Aaargghhh, ellena kesal memukul kemudi. "Bagaimana bisa ia tidak mengetahui apapun" . Ellena meminggir kan mobil nya saat ada panggilan dari ayah nya, ia pun menghentikan mobil nya dan menjawab telepon dari sang ayah sebelum melajukan mobil nya
to be continue