Alia kembali tersadar dari pingsan nya, ia menatap ke area sekitar ruangan, namun ia tidak dokter perempuan yang sempat memberi nasehat tidak lagi nampak di hadapan nya,
Alia kembali teringat kedua orang tua nya, teringat kehamilan nya, teringat lagi semua permasalahan yang di hadapi,
Alia merasa tidak sanggup jika harus hidup dengan pria di depan nya, bagaimana mungkin ia hidup dengan pria yang setiap saat selalu memaki diri nya, memarahi nya. Bahkan selama alia bekerja selama beberapa bulan tidak sekali pun mendapat perlakuan manis dari nya.
Alia kembali ter isak pilu, seakan tiada lagi semangat untuk hidup. Namun juga tidak mungkin pulang kampung, apa kata orang² di kampung, bagaimana kedua orang tua nya.. huhuhu.. bunuh saja aku, ucapan alia pilu pada rafa penuh emosi..
"Tenang kan diri mu al, Kita akan hadapi sama2, aku akan menikahi mu dan bertanggung jawab pada kalian, kita akan membesarkan anak kita bersama" ucap rafa pelan. Seraya terus memegang tangan alia,
Alia terdiam beberapa saat, ia kembali menatap rafa dengan penuh kebencian, kamu penyebab semua ini, kamu yang membuat hidup ku seperti ini, kamu yang merenggut masa depan ku.. huhuhuhu.. tangis alia semakin pilu, lepaskan tangan ku!
"LEPASKAN!!! AKU TIDAK SUDI PUNYA SUAMI PENJAHAT SEPERTI MU!!!, AKU JUGA TIDAK SUDI PUNYA ANAK DARI MU!! , Aku buka pelampiasan kemarahan mu, teriak alia di ruangan tersebut,"
Entah mengapa rafa mulai tersulut emosi mendengar kata alia², ia terlihat frustasi melihat alia yang terus² an menangis tanpa henti.
"Baik, aku akan pergi dari sini selamat tinggal" ucap rafa seraya berlalu dari hadapan alia, untuk beberapa saat rafa duduk di kursi depan.. mendengar alia terus menangis ia pun kehilangan kesabaran nya
Rafa lalu keluar dari klinik tersebut setelah membayar semua tagihan perawatan alia, serta menitip kan sejumlah uang untuk di berikan pada alia. ia pun berjalan menuju mobil nya lalu masuk ke dalam nya, untuk beberapa saat ia terdiam duduk bersandar di jok mobil nya, namun pergi meninggalkan alia karena emosi.
rafa terus mengingat kata2 alia, meskipun nyata namun bagi nya itu sangat menyakit kan. Ia pun akhir nya melajukan mobil nya meninggal kan klinik dan berlalu ke jalan raya yang padat..
Di dalam klinik Alia terus menagis dan menangis, dunia seakan sempit tidak ada lagi ruang yang cerah untuk kehidupan nya, ia tidak tahu lagi harus ke mana, ia bahkan tidak memiliki uang sama sekali, ingin rasa nya ia meng akhiri hidup nya, rasa nya sudah tak ada guna nya lagi ia hidup di dunia ini, ia teringat kembali wajah kedua orang tua nya, ia juga teringat adik² nya.
Ia juga tidak mungkin pulang kampung karena malu yang sudah pasti akan jadi hujatan orang² di kampung nya
Alia kembali hanya bisa menangis dan menangis di ruangan tersebut. Ia sudah tidak perduli lagi jika ada orang yang melihat nya atau mendengar tangisan nya.
Alia sangat membenci rafa laki² yang telah menghancur kan masa depan dan impian hidup nya, alia kembali menangis, ia benar2 tidak siap dengan kehamilan nya, ia tidak mau punya anak dari laki2 yang telah menyakiti nya, terlebih rafa bukan pria yang lembut terbukti saat ia bekerja di sana selalu mendapat perlakuan kasar, hati alia begitu hancur.
Selama ini ia sudah berusaha menata hati nya untuk move on dari kejadian laknat malam itu, namun kini ia harus menerima kenyataan pahit, dirinya di nyatakan hamil oleh laki2 yang hanya bersikap kasar pada nya, ia tidak siap hidup dengan laki2 kasar seperti rafa mantan sang majikan.
"Apa salah ku ya tuhan, kenapa nasib ku semalang ini? Aku bahkan belum bisa membahagiakan kedua orang tua ku, aku juga belum bisa membalas budi kedua orang tua ku, aku belum bisa membuat kedua orang tua ku bangga." ucap alia pada diri sendiri. Karena lelah terus menangis alia pun akhir nya tertidur pules
***
Selesai pemakaman kefin kembali ke apartemen nya, ia berusaha menghubungi rafa namun tidak aktif, ia berusaha ngirim pesan pada nya pun pending. Lalu ia menelpon bi inah, namun bi inah juga mengatakan jika tuan rafa belum kembali ke rumah..
Kefin mulai berfikir buruk pada bos nya dan alia, ia teringat kembali saat rafa bersimpuh memohon agar alia mau ikut dengan nya menjenguk jeslin, bahkan alia menangis dengan penuh emosi.
"Apa sebegitu buruk perlakuan rafa pada nya hingga membuat alia kabur dan meninggal kan trauma mendalam bagi alia??"
Kefin lalu menghubungi bi inah ia menanyakan perlakuan bos nya selama alia bekerja, bi inah pun menjawab jujur sesuai yang ia tahu. "Arti nya benar ia selalu di marahi rafa sehingga tidak betah. tapi seperti nya ada hal yang mereka sembunyikan" pikir kefin
"Apa kamu tahu di mana tuan rafa sekarang?" tanya Kefin.
"Tidak mas" jawab bi inah.
"Baiklah bi,terima kasih" ucap kefin seraya mngakhiri percakapan nya dalam ponsel ny
Kefin terdiam beberapa saat lalu mencoba mencari tahu nomor telepon klinik² yang terdekat area pemakaman jeslin dan menelpon nya satu² menanyakan pasien bernama alia namun mereka tidak mau memberitahu
Kafin keluar dari apartemen nya dan masuk ke dalam mobil nya, ia ingin mencari tahu keberadaan alia, ke mana bos nya membawa gadis itu.
Sejak awal pertemuan kefin sudah memperhatikan alia, namun ia mulai yakin dengan perasaan nya saat ia di tugaskan menjemput nya, ia begitu terpesona melihat alia mengenakan hijab yang menambah kecantikan gadis lugu tersebut.
"Kefin mengusap wajah nya kasar" begitu rumit ternyata orang yang jatuh cinta.
Kefin sudah rencana akan mengantarkan alia ke kampung nya dan melamar nya pada kedua tua nya. Namun kini bahkan ia tidak tahu di mana gadis itu berada,
Pria tampan berwajah oreintal tersebut mulai frustrasi mengingat gadis pujaan nya. ia menata ponsel nya yang masih saja tenang tidak menunjukkan jika ada tanda panggilan atau pesan masuk.
Kefin melajukan mobil nya keluar dari area apartemen nya, kefin melajukan mobil nya tanpa tujuan pikiran nya melayang mengingat gadis pujaan nya yang kini entah di mana..
"Di mana kamu al?,
***
Di mobil rafa terus mengingat kata² alia yang bagi nya seperti sebuah penghinaan, baru kali ini ia di tolak seorang perempuan, terlebih hanya seorang perempuan kampung, namun ia kembali mengingat perlakuan buruk yang di lakukan nya pada alia, ia kembali menyesal.. rafa pun menepikan mobil nya dan berhenti di tepi jalanan yang padat penuh dengan kendaraan yang berlalu lalang.
Rafa kembali menyandarkan kepala nya ke jok mobil nya dan mengusap wajah nya dengan kasar