Chereads / Beautiful girl's love / Chapter 7 - bunuh diri

Chapter 7 - bunuh diri

Rafa kembali melajukan mobil Rafa telah jauh meninggalkan klinik dan hampir sampai di rumah mewah nya,

Namun ia kembali kepikiran "bagaimana nasib alia, ia bahkan yang menjemput nya setelah memohon2, sekarang dia meninggalkan nya begitu saja seorang diri, alia bahkan gadis desa yang tidak paham wilayah jakarta, dalam kondisi hamil anak nya pula, bagaimana jika ia pingsan lagi di jalan," batin rafa

Ia begitu frustasi, di satu sisi memikirkan nasib alia dan anak yang ada dalam kandungan nya. Di sisi lain ia begitu emosi mendengar kata² alia, namun akhir nya ia memilih mengesamping kan ego nya, Ia pun memutar balik mobil nya menuju klinik tempat alia di rawat, namun sayang nya jalanan yang biasa nya lengang, kini macet banget, ia pun berusaha mencari jalan alternatif lain, namun sayang nya justru macet nya lebih parah.

***

Di klinik alia terbangun dari tidur nya, ia menatap sekeliling yang nampak sepi, alia kembali teringat masalah yang saat ini ia hadapi,

"Nona ini ada titipan uang dari pria yang membawa nona ke klinik tadi.." ucap seorang perawat yang tiba² masuk ke ruangan nya seraya memberikan sebuah amplop coklat, alia menerima amplop coklat tersebut dan membuka nya dan mendapati beberapa gepok uang yang alia sendiri tidak tahu jumlah nya.

Entah mengapa justru pemberian uang itu membuat nya bertambah sedih, "ternyata hanya sebatas itu ia mengatakan akan bertanggung jawab, dasar pria brengsek" alia memasukan lagi uang tersebut dan meletakan uang tersebut dengan kasar di pinggir ranjang tempat ia berbaring.

Maaf kan aku ibu ayah.. Aku nggak bisa jadi anak yang bisa di banggakan. Bahkan sekarang aku sedang hamil anak seorang pemerkosa.

"Alia mulai lelah dengan tangis nya, rasa nya sudah cukup ia meluap kan emosi nya, sejak beberapa jam lalu, air mata nya kini telah kering

Alia melihat gunting tajam di meja, yang entah milik siapa.. diam² alia mengambil nya lalu ia berusaha memotong nadi di tangan nya dengan sekuat tenaga nya., entah setan apa yang merasuki nya hingga ia punya keberanian untuk melakukan hal terkutuk itu,

Alia merasakan sakit yang luar biasa, darah segar terus mengalir deras dari tangan nya, pandangan nya kini mulai menghitam, gelap gulita, darah segar terus mengalir dari tangan nya, lalu ia tidak sadarkan diri, di tempat tidur nya..

Seorang dokter muda dan tampan pemilik klinik tersebut ia bermaksud me ngecek pasien yang di rawat di ruangan tersebut, stive masuk ke ruangan tempat alia di rawat, ia mendapati alia sudah tak sadarkan diri dengan berlumuran darah, bahkan ruangan tersebut sudah penuh dengan ceceran darah di lantai, ia melihat gunting dan amplop coklat yang ia berikan pada nya telah berlumuran darah di samping tempat tidur nya.

Tanpa pikir panjang dokter tersebut membungkus luka di tangan alia setelah di beri obat agar darah yang keluar dari pergelangan tangan nya segera berhenti. Ia pun membawa alia ke rumah sakit yang lebih besar dengan fasilitas memadai supaya bisa mendapat penanganan yang memadai.

Dokter muda tersebut memerintahkan para karyawan nya untuk segera menutup klinik nya untuk keperluan penyelidikan barang kali di butuhkan oleh pihak kepolisian

Ia pun memerintah kan anak buah nya untuk menghubungi polisi, ia tidak mau di salah kan atas kejadian yang terjadi di klinik nya.

Setelah beberapa saat team polisi pun datang untuk melakukan penyelidikan, mereka juga memasang garis polisi di klinik tersebut,

Sementara alia di bawa ke rumah sakit yang lebih besar untuk memberi perawatan yang memadai dengan menggunakan ambulance

***

Di tengah jalan, rafa terus menerus memikir kan alia, ia menyesali perlakuan nya yang meninggal kan alia begitu saja. Rafa memukul setir mobil nya dengan begitu keras,

Ia begitu stres memikirkan nasib calon anak nya, ia menyalesal ikut terbawa emosi menghadapi alia. Kenapa ia tidak bisa lebih sabar sedikit saja menghadapi alia, aturan ia bisa mengerti jika alia begitu marah pada nya. Karena ia lah yang bersalah..

"Aaaargh," jeritan rafa frustasi di dalam mobil nya, sambil berulang kali memukul stir mobil nya, rafa berusaha meng hidup kan ponsel nya yang telah mati kan sejak pagi, ia melihat beberapa pesan yang masuk salah satu nya dari kefin.. ia tidak langsung membuka pesan² yang masuk dan membiar kan nya begitu saja, lalu meletakkan nya

Ia kembali mengambil ponsel nya untuk meghubungi kevin namun tidak di aktif.

Rafa tidak sabar menunggu kemacetan ibu kota yang entah sampai kapan, ia mulai tidak sabar ingin segera sampai di klinik tempat ia meninggalkan alia, rafa pun akhir nya berencana untuk naik ojek agar lebih cepat sampai ke klinik,

Ia takut alia telah keluar dari klinik tersebut jika kelamaan. Rafa pun akhir nya memarkirkan mobil nya di halaman minimarket di depan nya, ia lalu mencari tukang ojek setelah menyodorkan beberapa lembar uang ratusan ribu pada tukang parkir di minimarket tersebut agar menjaga mobil nya

Rafa akhir nya naik ojek agar cepat sampai ke tempat tujuan, setelah beberapa lama berkutat dengan kemacetan, meskipun tidak se macet menaiki mobil namun tetap membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai di klinik tersebut.

Akhir nya rafa pun sampai di sebrang klinik tempat alia di rawat, ia pun memilih turun menyeberang jalan menuju klinik tersebut setelah membayar ojek nya yang ia tumpangi.

Rafa begitu kaget karena di dalam klinik telah ter tutup dan terpasang garis polisi yang arti nya terlarang untuk di akses oleh orang luar selain petugas.

Rafa mencoba mengorek informasi dari orang sekitar namun jawaban nya simpang siur, hanya mengatakan jika ada wanita yang bunuh diri di dalam, dan sekarang telah di bawa ke rumah sakit yang lebih besar,

rafa berteriak histeris dan menangisi alia di depan klinik tersebut, rafa begitu yakin jika yang bunuh diri adalah alia.

Rafa masih terus duduk di klinik depan sambil sesekali mengusap air mata nya, tanpa rafa ada seorang ibu² yang lewat yang mengenali nya sebagai bos Wijaya group, ia adalah lisa mantan OG di perusahaan rafa

Secara sembunyi² lisa mengabadikan tingkah mantan bos nya yang ternyata bisa nangis juga, lalu meng upload nya di sosmed,

"Kapan lagi bisa ngerjain big bos wijaya group" batin nya.

lisa yang kini telah resign dari kantor rafa yang kini telah berhenti karena ingin fokus mengurus anak² nya

***

Alia masih terbaring belum sadar kan diri di ruangan UGD sedang di tangani oleh team dokter, beberapa perawat mengganti baju nya yang berlumuran darah. Meskipun darah nya sudah berhenti, namun pasien masih kritis ia memerlukan banyak tansfusi darah,

"Di mana keluarga nya?" tanya sang dokter yang baru saja bertugas pada perawat yang bertugas di sana,

"Ia di bawa oleh dokter stiven dok, dia pasien di klinik nya yang mencoba bunuh diri." ucap perawat

"Kalau gitu kita harus hubungi dokter stiven secepat nya, karena golongan darah yang di butuh kan pasien ini sedang kosong stok nya, golongan darah nya AB negatif. yang termasuk langka.

Perawat pun akhir nya menghubungi dokter stiven untuk memberi tahukan kondisi alia yang saat ini kritis dan membutuh kan transfusi darah

"Aku akan sampai ke rumah sakit dalam waktu 10 menit, ucap stven yang saat itu sedang di jalan menuju ke rumah sakit.

"Baik dokter kami tunggu" jawab perawat,

Tidak butuh waktu lama, stiven telah sampai di rumah sakit tersebut, stiven adalah dokter muda pemilik klinik tempat alia melakukan percobaan bunuh diri.