"Tidak, Tuan, Nona. Terima kasih. Saya masih kenyang," tolak Anna segera, nada suaranya terdengar lebih tinggi dan bersemangat dari sebelumnya.
Jika sampai ia ikut makan bersama Tuan Devan dan Nona Byanca, lalu apa gunanya ia memakai masker seharian ini?
"Saya akan makan jika sudah lapar, Nona."
"Hmm, baiklah," ucap Byanca.
"Kalau begitu saya permisi, Nona."
Byanca hanya mengangguk sebagai respon.
Sedangkan Devan, pria itu sama sekali bersikap bodo amat dengan keadaan di sekitarnya, seolah-olah ia hanya sendiri di ruangan itu.
Tak ada pembahasan yang berarti, Byanca terus menerus mengajak pria itu berbicara, namun Devan hanya merespon seadanya dengan kalimat yang sangat singkat atau bahkan tidak sama sekali.
Sedangkan Anna, wanita itu kini duduk dibalik pantry sembari memainkan ponselnya, menunggu sepasang kekasih itu menyelesaikan ritual makan siang mereka.