Tidak hanya Pak Lukman, namun Pak Deden dan Pak Hendra juga belum menunjukkan tanda-tanda keberadaan mereka.
"Hhhmm, sepertinya hanya aku yang tetap sibuk di hari libur ini," desahnya kasar.
Baru saja Anna ingin kembali melangkah, suara klakson mobil mendadak terdengar membuatnya terperanjat kaget. Segera ia menepi tanpa melihat siapa pengendara mobil tersebut.
"Naik," suara seorang pria yang sangat tidak asing di telinganya terdengar.
"Apa kau tuli?"
"Ba-baiklah, Tuan," balas Anna tergagap, lalu membuka pintu mobil belakang.
"Apa aku supirmu?"
"Y-ya?" Anna terdiam di tempat, tak tahu harus merespon seperti apa, sebab rasanya ia tidak pantas jika duduk di depan.
"Duduk di depan."
"Ba-baik, Tuan."
Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Devan.
"Kemana Deden?" tanya Devan mengedarkan pandangannya ke sekitar.
"Saya tidak tahu, Tuan."