"Izinkan aku melakukan semua ini untukmu."
"Sampai pada saat dimana aku akan benar-benar bisa melepaskan dan melupakanmu, Anna."
"Kau tahu? Memiliki perasaan sepihak ternyata sangat tidak nyaman."
"Maka biarkan aku seperti ini, sampai pada saat aku sudah siap melupakanmu, perlahan. Berikan aku waktu melakukannya," gumam Devan, salah satu tangannya terangkat ingin menyentuh pipi wanita itu namun mendadak terhenti dan kembali menurunkannya.
Helaan napas lelah lolos dari sela bibirnya.
Ia sudah berusaha menjauhi dan bersikap acuh pada wanita itu, hanya saja entah mengapa ia tidak bisa tahan melihatnya terluka. Hatinya tergerak, ketika pikirannya terus menolak.
Ia tahu ini salah. Mencintai dan memberi perhatian kepada wanita bersuami adalah sebuah kesalahan besar. Tapi bagaimana? Ia bisa apa? Devan sudah berusaha melakukan semampunya.
Dan selama memasak tadi, ia sudah memutuskan. Biarlah waktu yang akan menghapus perasaan yang ia miliki. Perlahan-lahan.