Malam ini Anna tidak bisa tidur nyenyak, pikirannya tak pernah lepas dari pertemuannya dengan Brian beberapa jam yang lalu.
Sejak tadi manik matanya hanya tertuju pada sosok Dave yang sudah tertidur pulas. "Ibu akan melindungimu apapun yang terjadi, Sayang," gumam Anna sembari mengusap-usap rambut putranya itu.
"Maafkan Ibu, mungkin beberapa waktu ke depan waktu yang Ibu miliki untukmu semakin sedikit, Sayang," tambahnya lagi menghela napas kasar.
Kembali melirik jam yang tergantung di dinding, ternyata sudah pukul dua dini hari, rasanya waktu berjalan sangat lambat.
Kulit pahanya yang melepuh masih terasa sedikit perih, begitupula dengan luka pada bibirnya. Kepalanya sudah tidak sakit lagi, meski demikian, pandangannya masih sesekali berkunang.
Obat yang diberikan Devan padanya sudah ia minum, awalnya ia hanya ingin mengabaikannya saja, namun setelah melihat resep dan khasiat dari setiap jenis obat, semua itu sesuai dengan yang ia rasakan.