"Mama ikut masuk," ucap Nyonya Seira ikut melakukan hal yang sama dengan putranya. Hanya saja langkahnya mendadak terhenti ketika sebuah tangan yang mulai berkeriput menahan lengan miliknya, itu adalah Oma.
"Nanti saja, tunggu sampai Devan keluar, Seira," ucap Oma.
"Tapi Ma.."
"Kau seperti tidak paham anak muda saja. Leo meminta waktu berbicara kepada Devan. Biarkan saja mereka, ucap Oma lagi memotong kalimat Seira.
"Sebaiknya kau keluar dan mencari makanan untukku," tambahnya lagi.
Mendengar penuturan wanita tua itu, Seira tidak memiliki pilihan lain selain menurutinya, "Baiklah, Ma. Kalau begitu aku keluar sebentar," ucapnya sembari menghela napas kasar.
Sementara di sisi lain, Devan yang sudah memasuki ruangan tempat Leo di rawat perlahan mendekati sepupunya.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Devan memulai pembicaraan, pria itu lalu mendaratkan tubuhnya di kursi di sebelah Leo.
"Ponselku hilang… ucap Leo menggantung.