Devan yang mendengar penuturan Ibunya mengernyit kebingungan. Sebab, ucapan wanita paruh baya di dekatnya seolah-olah mengisyaratkan bahwa Byanca sedang menderita penyakit yang serius.
Meski demikian, Devan memilih diam dan tidak bertanya. Ia sama sekali tidak ingin peduli dan tidak mau tahu apa yang terjadi dengan wanita itu.
Pikirannya saat ini hanya dipenuhi oleh Anna dan putranya, 'Dave'.
"Terserah Mama," ucap Devan.
Mendengar respon putranya, Nyonya Seira tersenyum lebar. Rasanya ia sangat bahagia saat ini.
Andai saja Suaminya ada di sini, apakah mungkin dia juga akan merasakan hal yang sama seperti dirinya?
Melirik jam yang berada di ruangan, saat ini sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
"Baiklah, karena ini sudah malam. Mama akan pulang dan kembali lagi besok," ucap Nyonya Seira kemudian berdiri.
"Kenapa tidak menginap saja?" tawar Devan.
"Nanti saja, kalau kau sudah memberiku cucu," balas Nyonya Seira sembari menyunggingkan senyum.