"Sa-saya tidak tahu, Tuan. Saya akan menceritakan detailnya ketika pulang nanti. Yang bisa saya katakan sekarang adalah, Tuan Devan sudah bertemu dengan Nona Claire," jawab Erik.
Mendengar hal itu, helaan napas dalam-dalam terdengar lolos dari bibir pria itu. "Baiklah, hati-hati di jalan," ucap Aaroon lalu memutus sambungan secara sepihak.
Bersamaan dengan itu, lift terbuka. Segera Aaroon melangkah menyusuri koridor di lantai dua, menuju ke kamar Claire, ingin memastikan kondisi keponakannya itu.
Entahlah, ia hanya merasa sangat khawatir.
Tok… Tok… Tok…
Aaroon mencoba mengetuk pintu kamar keponakannya. Karena saat ini sudah gelap, semua lampu yang ada di lantai tersebut menyala. Namun tidak dengan kamar Claire.
Dilihat dari jendela kamar, di dalam sangatlah gelap, seolah tidak ada yang menghuninya.
Meski demikian, Aaroon tak berhenti mengetuk pintu kamar tersebut.
"Claire kau di dalam?" ia mencoba memanggil wanita itu.
"Kau baik-baik saja kan?"