Mendengar ucapan pria itu, bohong jika hati Claire tidak goyah. Satu sisi wanita itu ingin mempercayai ucapan Devan, namun di sisi lain, pikirannya menolak menerima semua itu, ingatan tentang hari dimana ia melihat foto-foto itu, juga saat Nyonya Seira datang ke rumah masih berputar seperti kaset rusak di kepalanya, memenuhinya hingga sesak.
Claire masih mencintai Devan, ia bahkan sangat menyayangi pria itu, hanya saja perasaan yang ia miliki juga akan memberikannya luka di waktu yang bersamaan.
"Jangan memintaku pergi, aku mohon," ucap Devan lagi, suaranya lebih rendah dari sebelumnya. Sangat jelas bahwa saat ini pria itu sedang menangis.
"Lalu katakana padaku, aku harus bagaimana Devan?"
"Tidak mungkin aku bersama pria yang sebentar lagi akan menikah dengan wanita yang mengandung anaknya," tambah Claire lagi menghela napas kasar.
"Jangan membuatku bingung. Sebaiknya lepaskan aku sekarang, dan kembalilah ke Indonesia."