"Beruntung Devan menghubungiku segera, jika tidak. Aku tidak tahu bahwa apa yang telah aku lakukan sebenarnya sangat membahayakan nyawa keponakanku sendiri."
"Maafkan kecerobohan Pamanmu ini, Claire," tambah Aaroon lagi.
Mendengar nama Devan di sebut, Anna terpaku di tempat. "Devan? Bagaimana bisa kalian saling kenal?" tanya Anna dengan penuh rasa ingin tahu.
"Tidak seperti yang ada di pikiranmu, Claire. Kami baru bertemu satu kali. Sepertinya hubungan kalian tidaklah sederhana," balas Aaroon.
"Tidak, jangan salah paham. Devan sudah memiliki tunangan, dan sebentar lagi akan menikah. Aku dan pria itu tidak memiliki hubungan apa-apa," ucap Anna berusaha nampak tenang, padahal di dalam hatinya begitu sakit dan sesak, meski sekuat tenaga ia sudah menahan diri dan berusaha terlihat baik-baik saja, namun riak wajahnya tetap saja berubah. Dan perubahan sedikit itu tertangkap oleh manik mata Aaroon.
"Benarkah? Hmm sayang sekali. Padahal aku mulai menyukainya," desah Aaroon.