"kalau begitu aku ikut, Ma. Deden, bawa kami ke halaman belakang," perintah Byanca.
"Baik, Nona," balas pria paruh baya sembari membungkukkan sedikit tubuhnya.
"Tidak. Mama tidak mengizinkanmu ikut, Sayang. Biar Mama yang pergi melihatnya, kau di sini saja, tunggu sampai aku kembali," ucap Nyonya Seira menarik lengan Byanca yang sudah mulai melangkah mendekati buggy car.
"Di sana banyak asap, Sayang. Itu tidak baik untuk kesehatanmu," tambahnya lagi.
Mendengar ucapan wanita paruh baya itu, Byanca menurut, "Baiklah, Ma."
Tak lama setelah kepergian Nyonya Seira, petugas pemadam kebakaran akhirnya datang. Byanca hanya bisa menyaksikan dari lantai dua, di balik jendela kamar Devan.
Mendadak ponselnya berdering, melihat ke layar, itu adalah Edward, kekasihnya.
"Halo."
"Halo, Sayang."
"Dimana kau sekarang?" tanya Byanca.
"Aku baru saja meninggalkan rumah sakit," jawab Edward.
"Bagaimana keadaannya? Aku pikir kau sudah menyelesaikannya sejak tadi."