Seorang wanita yang notabene tidak memiliki siapa-siapa dan harta sepeserpun ataupun barang berharga lainnya, Naila sekarang sangat memahami apa yang dirasakan oleh Anna selama ini.
Dan ia dengan mudahnya menasehati wanita itu, mengatainya bodoh dan berbagai hal sejenisnya. Sekarang ia merasa sedikit bersalah, karena dirinya, Anna kembali mendapatkan masalah.
"Maafkan aku, Anna," ucap Naila duduk di tepi ranjang, memegang kedua tangan wanita itu.
Yang di ajak bicara menoleh dan menatapnya tanpa berkedip. "Jangan meminta maaf. Kau sama sekali tidak bersalah," kata Anna pelan, nada suaranya terdengar kecil dan sangat lembut.
"Aku sudah tahu, hari seperti ini pasti akan datang dan menimpaku," tambah Anna masih dengan senyum di bibirnya.
Naila yang melihat itu, entah kenapa marasa hatinya teriris. Ia tahu senyum Anna hanya palsu, ia sendiri sangat yakin bahwa saat ini Anna sangat terluka.