Mendengar itu, Anna menoleh ke arah Devan, melihat pria itu mengangguk, dengan gerakan pelan Anna meraih pulpen di atas meja yang sebelumnya juga dibawa oleh pria itu bersamaan dengan map.
"Dimana aku harus tanda tangan?"
"Sini, biar aku tunjukkan, Sayang," balas Devan, lalu menunjukkan di bagian mana Anna harus menanggalkan tanda tangannya.
"Selesai," kata Anna sembari memasukkan kembali kertas-kertas itu ke dalam map.
"Emm, letakkan saja disitu."
Anna mengangguk mengiyakan.
"Jadi tiga hari ini kau mengurus semua ini?" tanya Anna menoleh ke arah pria itu.
"Kenapa? Kau merindukanku?" balas Devan, sebuah jawaban yang sama sekali tidak sesuai dengan pertanyaan gadis itu.
"Bagimana keadaan Byanca?" tanya Anna mengalihkan pembicaraan.
"Memangnya dia kenapa?"
"Bukankah saat itu kau mengatakan kalau dia sakit?"
"Ah, iya. Aku tidak tahu. Aku jarang bertemu dengannya," balas Devan.
"Bukannya kau satu rumah?"