Meskipun Anna berkata seperti itu, namun jauh di lubuk hatinya, ada perasaan yang sulit ia kendalikan dan ia sendiri tidak sadar kapan perasaan itu muncul dalam dirinya.
Mendengar ucapan Anna, Naila mengangguk mengerti.
"Aku juga tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu lagi, Anna," balas Naila
Mendengar ucapan gadis itu, Anna hanya menyunggingkan senyum.
Meskipun Naila menceritakan apa yang dialaminya hari itu di taman hiburan hingga ia berhasil kabur, namun ada beberapa hal yang tidak dikatakannya, salah satunya saat orang-orang Ayahnya datang dan memaksanya kembali ke rumah.
Tiba-tiba bel berbunyi, membuat Naila dan Anna refleks menoleh ke arah sumber suara.
"Biar aku lihat dulu," ucap Naila kemudian berdiri.
Anna mengangguk mengiyakan.
Membuka pintu, ternyata itu adalah Devan.
Melihat pria itu memasuki ruangan, seketika Anna menyunggingkan senyum tanpa sadar.