"Itu jika kau tersinggung," balas Devan kemudian melanjutkan makannya yang sepertinya sebentar lagi akan selesai.
Byanca terdiam seribu bahasa dan tidak menggubris lagi.
Marah? Jengkel? Tentu saja Byanca merasakan hal itu, hanya saja ia menahannya. Sebab tidak ingin menimbulkan masalah yang tidak terlalu penting.
Hening kembali mengambil alih suasana, hanya denting sendok dan garpu yang sesekali beradu dengan piring terdengar mengisi ruangan.
Tak ada pembahasan atau pembicaraan apapun hingga keduanya menyelesaikan makan malam mereka.
"Biarkan aku membereskannya, kau bisa kembali istirahat," ucap Byanca.
"Biarkan saja disitu. Nanti Hendra yang akan membereskannya," balas Devan.
"Tidak masalah, biar aku yang melakukannya, lagipula sebentar lagi kita akan menikah."
"Terserah kau saja," kata Devan kemudian berbalik menuju ke lantai dua. Meninggalkan Byanca sendiri.
.
.
.