Helaan napas kasar lolos dari sela bibirnya.
Bersandar pada tembok, Anna mengusap wajahnya kasar. Berada pada posisi itu beberapa menit, ia mengutuk dirinya berkali-kali sembari memukul-mukul kepalanya.
'Apakah itu berarti aku harus pulang saja?'
'Tanpa melakukan apa-apa?'
Anna menggeleng. Ia harus mengisi batrei ponselnya terlebih dahulu sebelum meninggalkan rumah ini.
Jika ingatannya tidak salah type ponselnya sama dengan milik Devan.
Mendadak seringai muncul di wajah wanita itu. Jika tanpa sengaja ia telah menghilangkan charger ponselnya maka hal itu bukanlah masalah. Ia bisa menggunakan milik Devan.
Mendadak Anna merasa beruntung pernah bekerja di rumah ini, sebab karena hal itu ia bisa tahu seluk beluk seluruh isi rumah, termasuk dengan kebiasaan pria itu menaruh barangnya.