"Anda ingin sarapan dimana Nyonya?" tanya Elena.
"Seperti biasa di kamar putraku."
"Baiklah, Nyonya. Kalau begitu saya permisi."
"Emm," Angguk Anna kemudian ikut keluar dari kamar menuju ke ruangan dimana putranya berada.
Ternyata Naila sudah bangun, bahkan gadis itu sudah nampak rapi, mengenakan dress selutut bernuansa peach polos dengan rambut panjangnya yang ia kuncir ke belakang.
Dave juga sudah bangun, putra kesayangannya itu terlihat sangat gagah sama seperti Ayahnya. Sejak bangun tadi, Anna merasa was-was, perasaan cemas yang menyelimuti dirinya membuat kinerja jantungnya berpacu sangat cepat.
"Bagaimana tidurmu, Sayang?" tanya Anna sembari mengangkat tubuh putranya, membawanya ke atas pangkuannya.
"Nyenyak sekali. Bagaimana dengan Ibu?"
"Sama, Sayang," balas Anna mengusap kepala putranya lalu menciumnya. Ada perasaan berat yang berkecamuk dalam dadanya ketika memikirkan bahwa Naila akan membawa Dave kabur tanpa keberadaannya.