Setelah melihat targetnya, mata Hani berbinar, dan dia segera berlari dengan dendeng di tangannya.
Begitu dia bergerak mendekat, harimau putih yang terbaring di selimut segera menggoyangkan telinganya dan membuka matanya. Kekuatan pembunuh di mata biru binatang itu tampak menggetarkan.
Perasaan ditatap oleh sepasang mata seperti itu sungguh menyeramkan.
Untungnya, dia telah merasakannya seumur hidup. Dia mengenal harimau putih ini, dan tahu bahwa meskipun sangat ganas, dia juga sangat manusiawi. Johan menghubunginya di malam hari dan menunjukkan bahwa harimau itu adalah miliknya, jadi meskipun ganas, hewan itu mungkin takkan menyakitinya juga.
Hani membalas tatapan tajam harimau putih itu, dan dia jelas bisa merasakan bahwa semakin dekat jarak antara mereka, semakin kuat peringatan yang diberikan oleh hewan itu padanya.