Setelah kembali ke kursinya, Rana hampir pingsan.
Hani memiliki ekspresi puas "Aku punya seorang nona muda di keluargaku. Kamu benar-benar luar biasa. Kamu hebat barusan!"
"Terima kasih, kamu mengajariku dengan baik." Rana tersenyum pahit. Dia juga mengejutkan dirinya sendiri. Dia sama sekali tidak pernah mengira bahwa suatu hari nanti dia akan bisa berbicara dengan Firman dengan cara ini.
Tidak lama kemudian jeda istirahat 15 menit berakhir dan babak kedua pertandingan dimulai.
Peluit dibunyikan, dan suasana di lapangan tiba-tiba menjadi tegang.
Semua orang menemukan bahwa atmosfer di babak kedua jelas berbeda dari sebelumnya, rasanya seolah ada bau mesiu yang kuat dan percikan api.
Firman melirik Faisal dengan jijik.
Rekan satu tim di sebelahnya juga memandang Faisal dengan tatapan menghina, "Bukankah ini tantangan langsung pada kita? Dia berani berbuat lancang di wilayah kita sendiri!"