"Ya! Apakah aku salah? Apa menurutmu wajahmu tidak cukup tampan untuk menarik penggemar? Seberapa tampan menurutmu dirimu itu?" kata Hani dengan wajah serius. Dia mulai memujinya. Ketika Johan mendengar kata-kata itu, sudut mulutnya berkedut tanpa sadar, tapi melihat ekspresinya, jelas tidak ada tanda-tanda ketidaksenangan.
Setelah sekian lama, Hani telah lama belajar mengamati kata-kata dan ekspresinya. Bahkan jika Johan mengalami kelumpuhan wajah, dia bisa melihat emosinya. Mengetahui bahwa krisis akan segera berakhir, dia menghela napas lega dan terus mengikuti alurnya. Tidak masalah kalau kamu tidak punya uang atau tidak tampan. Semua itu tidak jadi masalah bagiku, aku hanya menyukaimu, sayang!"
Sebagai iblis terbesar dalam sejarah, Johan merasa kalau dia kalah lagi. Pria itu melirik gadis itu dan berkata, "Cukup berlatih hari ini?"
