Hani dengan dingin berkata padanya, "Siapkan mobil dan antarkan aku ke Scarlet Bar."
"Apa?" Mendengarkan nada perintah alami Hani, raut wajah Toni berubah menjadi tak enak dilihat. Meski kemarahan di wajah Toni terungkap, Hani sudah bangkit berdiri, tidak memberikan ruang untuk penolakan, melirik waktu di telepon dan berkata, "Aku sedang terburu-buru."
"Kamu ..." Toni menahan amarahnya. Dia hanya melirik Billy di sampingnya, dan akhirnya bergegas pergi dengan gigi terkatup.
Hani bersandar di kursi belakang dan memejamkan mata untuk istirahat sementara Toni duduk di kursi penumpang depan dengan wajah tenang dan Sultan, anggota tim Toni, sedang mengemudi. Di kursi depan, Sultan melirik ke belakang melalui kaca spion, lalu merendahkan suaranya dan berkata, "Hei, Kapten, jangan marah, bos menyukainya, apa yang bisa kita lakukan?"
