Putri juga tahu bahwa selama Hani mengandalkan tubuh Johan, dia tidak bisa membantahnya. Putri dengan sopan berkata, "Kami tentu peduli dengan kesehatan Pak Presdir. Kalau bukan urusan mendesak, kami pasti tidak ingin mengganggunya. Namun, dokumen-dokumen ini harus ditandatangani Pak Presdir sebelum siang ini, dan ini juga milik Pak Presdir. Saya sudah mengatur dan membuat janji sebulan yang lalu, jadi saya harap Nona Hani akan meminta Tuan Muda Johan untuk menandatanganinya."
Andri melihat Putri berbicara dengan suara rendah kepada seorang wanita yang tidak mengerti apa-apa, dan wajahnya tiba-tiba menjadi jelek.
Pria paruh baya itu berkata dengan tak tertahankan, "Sejak kapan kami harus melapor pada orang luar tentang pekerjaan kami? Anda… menurut saya, Anda tidak berhak menghentikan kami untuk bertemu dengan Tuan Muda Johan!"