Mulut Hani bergerak-gerak, "Aku masih muda…"
"Apa maksudmu?" Katon Dharmaji bingung.
Mulut Hani berkedut, "Artinya, saya tidak mungkin menderita Alzheimer seawal ini. Jadi, saya pikir, saya ingin memastikan bahwa saya tidak mengenal Anda, Pak Katon!"
Katon Dharmaji terbatuk ringan.
Hani tidak mau repot-repot menebak-nebak, dan langsung bertanya, "Pak Katon, apakah Johan yang memintamu untuk datang kemari?"
Katon Dharmaji mengerutkan kening dan wajahnya bingung, "Aku tidak tahu siapa yang kamu bicarakan, Nona Hani."
Melihat ekspresi sang seninman besar, Hani hampir mabuk, dia cukup yakin. Sungguh mustahil baginya untuk mengenal seseorang seperti Katon Dharmaji.
Di luar dugaan, sang master sebenarnya adalah seorang dramawan yang hebat, bukankah kemampuan aktingnya terlalu bagus?
Lupakan, karena seniman itu tidak mau mengakuinya, tidak ada gunanya menanyakannya lagi.
Hani harus menyerah dan melanjutkan percakapan dan kembali ke orang tuanya.
