Saat suara Dimas terdengar, atmosfer di dalam mobil itu mendadak berubah menjadi dingin.
Namun, rasa dingin kali ini sepertinya memancar dari tubuh Hani.
Johan duduk di sana dengan wajah suram tapi dia tidak mengatakan apa-apa untuk membantahnya. .
Hani meremas kotak kue di tangannya dengan keras, matanya menatap Dimas seperti anak panah yang tajam, dan dia berkata kata demi kata, "Dimas! Katakan lagi!"
Dimas merasa akan membeku setelah melihat tatapan dingin gadis itu. Dia terkejut tapi kemudian mulai gelisah dan sedetik berikutnya dia berseru dengan marah, "Memangnya apa yang kukatakan! Aku tidak salah! Bibi Kesembilan pasti Putri! Memangnya siapa kamu!"
Plakk, terdengar suara pukulan.
"Hani! Kenapa kamu berani memukulku? Dasar brengsek ... Jangan wajahku ... Ah ... kamu hentikan ..."