Miryu mendorong tubuh Mario hingga membentur pohon besar yang berada di kiri jalan. Miryu mencekik leher Mario menggunakannya tangan kirinya.
"Kuperingatkan padamu, Mario! Jangan pernah lagi menyamakan aku dengan si Kampret Joon meski kami berasal dari klan yang sama," ancam Miryu. Tatapannya begitu mengintimidasi.
"Aakkh, maafkan aku, Miryu! Aku tak bisa napas ini, Sialan! Uhuk!"
"Memangnya aku peduli? Bukankah kita sebenarnya memang adalah musuh?" Miryu menampilkan senyuman miring.
"Uhuk! Ampun, Setan! Sudah lepaskan! Aakkhh ... ini ... sa-kit, Mir! Uhuk!" Mario terus mengeluh dan meronta.
Miryu akhirnya melepaskan cekikkannya pada leher Mario saat melihat wajah kawannya itu sudah sangat merah dan hampir kehabisan napas. Miryu benar-benar mencekik Mario baru saja.
"Uhuk! Uhuk! Kau benar-benar setan ya, Mir? Kalau aku benar-benar mati bagaimana? Siapa yang akan menyembuhkan kalian para iblis jika terluka, heh?" gerutu Mario. Ia sembari mengusap-usap lehernya yang memerah.