"Tenang saja, Tousan! Ini bukan darah mimisan. Itu tadi karena aku ditonjok oleh bibi kecil." Joon menjelaskan.
Mata Takeyuki membeliak seketika mendengar cerita putranya. Apa tadi ada penyusup yang masuk kamar Joon dan melukai Joon? Tapi, siapa 'bibi kecil' yang dimaksud Joon saat ini? Putranya itu tidak mungkin sedang membahas tentang Nana, 'kan? pikir Takeyuki.
"Siapa yang menyusup ke kamarmu tadi, Joon?" Takeyuki memegang rahang Joon, mengamati setiap inci lekukan indah wajah putranya. "Di mana lagi yang sakit, eum?"
Joon tersenyum. Ia menggenggam pergelangan tangan Takeyuki dan menepuknya pelan.
"Tidak ada yang berani melukaiku, Tousan. Jangan terlalu khawatir!"
"Lalu, siapa yang menyusup ke kamarmu tadi, eum? Kau tadi tidak sedang berhalusinasi, 'kan?" Takeyuki tersenyum remeh. Ia jadi mengingat racauan putranya tadi siang. Saat sadar tadi, Joon bangun dengan racauan aneh.