Winona sibuk beberapa hari ini, dia bahkan tidak peduli tentang makan, apalagi Tito. Dia jarang membuat panggilan telepon, bahkan saat Tito menelepon, dia akan menutupnya dengan tergesa-gesa.
Tito tahu bahwa dia sibuk. Sebagai pacar yang penuh perhatian, dia tidak boleh mengganggunya. Jika dia merindukannya, dia akan menelepon kakeknya. Rasa rindu ini benar-benar seperti penderitaan.
"Tito, kita keluar untuk bersenang-senang, kenapa kamu malah terlihat sedih?" Kiano mengerutkan kening saat Tito baru saja menutup telepon, "Ada apa, bertengkar dengan Winona?"
"Sepertinya akhir-akhir ini pacarnya itu terlalu sibuk, jadi tidak sempat berbicara dengannya." Alex menjelaskan.
"Jika Winona sibuk, masih ada kami!" Kiano duduk di sampingnya, "Mengapa kita tidak mabuk saja malam ini?"
"Kenapa dia begitu sibuk? Kamu tidak tahu?" Tito serius saat menatap Kiano.