"Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya. Apa kamu tidak mendengarkan perkataanku? Kamu masih berani menjadi iblis atas nama sepupumu?" Lidya terus memarahi Sarah.
Sarah menggertakkan gigi, matanya penuh dengan air mata.
"Ada apa, apakah kamu tidak bisa membela dirimu lagi? Bahkan jika kita tidak ingin pernikahan ini, atau Tito ingin membatalkan perjodohan, apa hubungannya denganmu? Apa kamu harus selalu ikut campur dalam urusan keluarga kami? Sarah, cepat berlutut padaku!" Lidya mengangkat tongkat di tangannya dan meletakkan tongkat lain di punggung Sarah.
Tongkat itu sepenuhnya terbuat dari kayu. Saat Sarah dipukul dengan tongkat, dia merasa tulang punggungnya akan patah, dan kulitnya akan robek. Pukulannya terlalu keras untuk ditahan. Kakinya menjadi lemas karena pukulan itu. Matanya merah. Meski enggan, dia berlutut di hadapan semua orang.
Tito terkekeh, "Apa kamu masih bisa mengatakan padaku bahwa semuanya tidak ada hubungannya denganmu? Bisa kamu ulangi kalimat tadi?"