"Tu–Tuan Hiro," lirih Delia pelan. Dia merasa dalam posisi yang tidak enak, tapi dia juga tak bisa memungkiri jika ia senang bisa melihat wajah itu dari dekat.
Delia kemudian duduk di lantai, kepalanya ia letakkan pada pinggiran sofa. Ia menatap lelaki yang masih terlelap tidur itu. Tangannya masih menggenggam tangannya.
Kali ini saja, Delia ingin menjadi sedikit egois. Dia tidak ingin membangunkan Hiro dan membuat momen ini berakhir. Delia juga belum tahu jawaban apa yang akan ia berikan nanti saat Hiro terbangun dan mendapati dirinya ada di dekatnya. Yang jelas saat ini dia ingin memanfaatkan kesempatan ini. Karena mungkin hal seperti ini tidak akan mungkin bisa terjadi lagi.
Malam semakin larut dan Delia masih bertahan di sana. Matanya yang berat membuatnya terlelap tak lama kemudian dengan posisi yang masih sama.
***